Home Ekonomi Chair DEWG G20: Pandemi Covid-19 'Lahirkan' 5 Unicorn Tanah Air

Chair DEWG G20: Pandemi Covid-19 'Lahirkan' 5 Unicorn Tanah Air

Jakarta, Gatra.com – Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Sekjen Kominfo), Mira Tayyiba, mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia melahirkan 5 unikorn (unicoran) baru di Tanah Air.

“Setidaknya terdapat tambahan 5 startup Indonesia berhasil meraih status unikorn di tahun 2021,” kata Mira dalam konferensi pers pembukaan 1st Internal Workshop DEWG G20 di Jakarta, Selasa (8/3).

Selain itu, perempun yang juga menjabat chair DEWG G20 ini mengungkapkan, sektor-sektor seperti edutech dan healthtech juga mengalami perkembangan pesat di tengah pandemi Covid-19.

Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat keberadaan teknologi digital menjadi penopang kehidupan dan terciptanya solusi inovatif. Indonesia patut bangga karena selama pandemi, valuasi ekonomi digital Indonesia mencapai US$70 miliar di tahun 2021 berdasarkan angka Gross Merchandise Value (GMV). Bahkan, angka itu diprediksi akan meningkat hingga US$146 milliar pada tahun 2025.

Meskipun Indonesia patut bangga akan prestasinya, situasi ini juga menggarisbawahi tantangan-tantangan dalam sektor digital, misalnya risiko kesenjangan digital, minimnya kecakapan dalam memahami dan menggunakan teknologi digital, serta keamanan data dan arus data lintas batas negara yang semakin deras.

Oleh karena itu, Mira mengharapkan pembahasan isu digital mencerminkan aspirasi transformasi digital di Indonesia agar bersifat insklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.

“Untuk mewujudkan aspirasi tersebut, DEWG mengangkat tiga isu prioritas untuk mengukuhkan kepemimpinan DEWG dalam pembahasan isu-isu digital di Presidensi G20 Indonesia, yaitu Connectivity and Post Covid-19 Recovery, Digital Skills and Digital Literacy, dan Cross-Border Data Flow and Data Free-Flow with Trust,” ujarnya.

Selain relevansinya terhadap isu prioritas Presidensi G20, isu-isu prioritas yang diangkat DEWG beririsan erat dengan pembahasan isu-isu digital dalam berbagai working group dan engagement group, sehingga isu digital dapat dikatakan sebagai isu lintas sektor.

Mira menambahkan, perjalanan Indonesia untuk mencapai transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan masih panjang. Walau demikian, Mira menyatakan optimisme terhadap sinergi lintas sektor untuk konsolidasi isu digital dalam Presidensi G20 Indonesia.

“Melalui strategi ini, teknologi digital akan dapat menjadi sumber semangat Indonesia dan dunia untuk pulih bersama, bangkit lebih tangguh,” tandasnya.

Ia menjelaskan workshop ini membahas dan mengonsolidasi isu digital dalam Presidensi G20 Indonesia melibatkan berbagai pihak terkait. Menurutnya, konsolidasi diperlukan untuk mengidentifikasi kesepahaman dan menjawab tantangan dalam sektor digital untuk mewujudkan pemulihan yang tangguh.

“Digital Economy Working Group (DEWG) menginisiasi melting pot antara Working Group (WG), Engagement Group (EG), National Knowledge Partner, dan National Strategic Stakeholders. Workshop ini juga akan menjadi pengejawantahan peran DEWG sebagai leading sector untuk isu prioritas Digital Based Transformation dalam Presidensi G20 Indonesia,” katanya.

1st Internal Workshop DEWG G20 ini juga dihadir Staf Khusus Menkominfo Bidang Digitalisasi dan SDM atau Alternate Chair DEWG, Dedy Permadi; Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Co-Sherpa G20 Indonesia, Edi Prio Pambudi; dan Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas Kementerian Luar Negeri sekaligus Co-Sherpa G20 Indonesia, Dian Triansyah Djani.

Selain itu, hadir juga Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital Ketenagakerjaan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin; perwakilan National Knowledge Partner dari Unversiats Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Gadjah Mada (UGM), serta National Strategic Stakeholders, antara lain MASTEL, APJII, Siberkreasi, idEA, ABDI, ICSF, dan id-IGF.?

85