Taipei, Gatra.com – China menutup sebagian Laut China Selatan yang berdekatan dengan Vietnam bulan ini, karena sedang melakukan penyelidikan pesawat yang jatuh.
Penjelasan itu diungkapkan badan intelijen Taiwan pada Kamis (10/3). Pihaknya meminta penjelasan sebagaimana yang disebut Beijing sebagai latihan militer.
Pada hari Jumat, China mengaku sedang melakukan lebih dari seminggu latihan di Laut China Selatan yang disengketakan, di daerah antara provinsi selatan Hainan dan Vietnam, dan memperingatkan lalu lintas kapal untuk menjauh.
Dalam sebuah laporan ke parlemen, Biro Keamanan Nasional Taiwan mengatakan bahwa sebuah pesawat China telah jatuh dan China telah menyatakan daerah itu terlarang sementara pasukannya sedang mencari, sekaligus melakukan latihan.
Direktur jenderal biro Chen Ming-tong mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia tidak bisa memberikan rincian lebih lanjut tentang insiden, itu karena melibatkan sumber intelijen mereka.
Taiwan merupakan salah satu negara yang ikut mengklaim di Laut Cina Selatan dan terus mencermati pergerakan di sana. Ia mengendalikan pulau Aba jauh di bagian selatan jalur air, dan Kepulauan Pratas di ujung utaranya.
China belum mengumumkan kecelakaan pesawat militer di daerah tersebut. Kementerian pertahanannya belum menanggapi permintaan komentar.
Kementerian Luar Negeri Vietnam telah mengeluh kepada China tentang latihan tersebut.
Kementerian Luar Negeri China menolak pengaduan itu, dengan mengatakan: “Masuk akal, sah, dan tidak tercela bagi China untuk melakukan latihan militer di depan pintunya sendiri.”
Biro keamanan Taiwan menambahkan bahwa China mencoba untuk "menguji garis bawah" sebagimana yang dipersoalkan Amerika Serikat karena perhatian dunia tertuju pada perang di Ukraina.
Pada tahun 2014, ketegangan antara Vietnam dan China meningkat dalam beberapa dekade ketika anjungan minyak China mulai mengebor di perairan Vietnam. Insiden itu memicu tabrakan kapal oleh kedua belah pihak dan kerusuhan anti-China di Vietnam.
China rutin melakukan latihan militer di Laut China Selatan.
Malaysia, Filipina, dan Brunei juga memiliki klaim atas laut yang selama ini disengketakan.
