Home Kesehatan Tradisi Baru Pra Nikah Diluncurkan BKKBN Bersama Kemenag

Tradisi Baru Pra Nikah Diluncurkan BKKBN Bersama Kemenag

Bantul, Gatra.com - Tingginya angka remaja putri yang mengalami kurang darah (anemia) sebelum menikah sebesar 37 persen menjadi fokus Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam penanganan stunting.

Menggandeng Kementerian Agama, BKKBN luncurkan program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Tiga Bulan Pranikah; Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu Kepada Calon Pengantin di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (11/3).

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memaparkan tradisi baru ini dihadirkan guna mengurangi angka stunting yang ditetapkan pemerintah di 2024 di angka14 persen. Pada 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 27,6 persen.

“Satu penyebab stunting, banyaknya remaja putri yang belum menikah mengalami anemia yaitu 37 persen. Kemudian pada ibu hamil mencapai 48 persen. Anemia menyebabkan pertumbuhan janin di kandungan tidak subur dan menyebabkan stunting,” katanya.

Stunting ini menurut Hasto menjadi ancaman serta hambatan bagi Indonesia menyambut bonus demografi di 2045. Bayi stunting dipastikan bertubuh pendek sehingga tidak memiliki kesempatan menjadi anggota TNI/Polri.

Generasi penderita stunting, juga memiliki daya intelektual rendah, daya ingatnya kurang dan sulit bernalar logika. Di usia 45, mereka akan mengalami kegemukan di tengah (sentra obesitas) yang menyebabkan mudah sakit-sakitan terserang kencing manis, stroke dan darah tinggi.

“Jika stunting tidak bisa kita atasi, maka kesempatan emas memanfaatkan bonus demografi akan lewat dan sulit untuk mengejar kesempatan kedua. Karena itulah, kemunculan generasi yang kurang produktif harus dihindari dengan penurunan angka stunting,” sambung Hasto.

Bersama dengan Kemenag, BKKBN mewajibkan calon mempelai wanita periksa kesehatan tiga bulan sebelum ijab. Ini menjadi syarat menikah namun hasilnya tidak menjadi halangan melangsungkan pernikahan.

Jika calon mempelai menderita anemia, waktu tiga bulan dinilai cukup untuk memperbaiki asupan gizi hingga siap kehamilan. Kepada pasangan yang menikah tanpa perencanaan, pemeriksaan bisa dilakukan mendadak.

“Perempuan dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 Cm boleh menikah, tetapi kalau mau hamil harus dinaikkan dengan pemenuhan gizi agar anak yang dikandung tidak stunting,” jelansya.

Hasto juga mengatakan, bimbingan pada mempelai pria agar menjaga kualitas spermanya juga disampaikan di program ini. Kualitas sperma yang baik, diproduksi 75 hari sebelum dikeluarkan. Sehingga mempelai pria diminta menjaga gaya hidup dengan tidak sering-sering berendam air panas, mengkonsumsi narkoba atau alkohol.

“Bantul dipilih menjadi tempat peluncuran karena angka stunting di kabupaten ini rendah, yaitu 14 persen. Bantul juga telah memiliki 1.200 tim pendamping pengurangan stunting hingga tingkat desa,” katanya.

Secara nasional, akan ada 600 ribu tim pendamping yang tersebar di 14 ribu KUA yang akan memberi pendampingan.

Menag Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa pencegahan stunting ini tidak lagi sekadar perintah negara, namun sebenarnya perintah agama. Kemenag memastikan 55 ribu penyuluh agama akan diberdayakan mensosialisasikan tradisi baru ini.

“Pembinaan kepada calon pengantin di KUA dipastikan menjadi bagian penting dari program kerja Kemenag. Presiden Jokowi menegaskan ketahanan keluarga merupakan fondasi kemajuan negara,” katanya.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, keberhasilan penurunan stunting di daerahnya karena munculnya kerjasama lintas sektoral. Program penurunan stunting melalui pemberian dana Rp50 juta per dusun per tahun.

“Total anggaran yang kita kucurkan Rp46,5 miliar dengan 933 Posyandu sebagai ujung tombaknya,” tutup Halim.

352