Home Ekonomi Menteri Keuangan Sri Mulyani Terima Penghargaan di Dies Natalis UNS

Menteri Keuangan Sri Mulyani Terima Penghargaan di Dies Natalis UNS

Solo, Gatra.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerima penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Bhakti Upa Bhaksana dalam Dies Natalis Universitas Sebelas Maret (UNS) yang ke-46, Jumat (11/3). Pemberian penghargaan ini disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Rektor UNS Solo Jamal Wiwoho mengatakan Sri Mulyani sukses menakhodai keuangan di Indonesia di tengah badai krisis. ”Beliau menjadi nakhoda yang tangguh di tengah badai krisis pandemi Covid-19,” kata Jamal.

Sejumlah sektor usaha terdampak akibat pandemi Covid-19 ini. Mereka diminta untuk bertahan di tengah krisis yang terjadi. Banyak UMKM membutuhkan adaptasi ekosistem digital ekonomi.

”Saat ini yang perlu dilakukan yakni membangun inovasi dan menghimpun modal sosial bersama untuk membangun kebangkitan sosial dan ekonomi nasional,” katanya.

Di tengah situasi ini, Sri Mulyani dinilai berkontribusi luar biasa dalam penanganan kebijakan fiskal yang berkeadilan. ”Makanya kami memberikan penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Bhakti Upa Bhaksana,” ucapnya.

Sidang Senat Terbuka ini dihadiri oleh sejumlah tokoh dan menteri. Selain Sri Mulyani, hadir Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, juga Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santosa.

Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengatakan penghargaan ini menjadi prestasi bagi Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan pun berupaya menjaga keuangan negara tetap adil dan makmur.

”Saya punya pepatah dalam bahasa Inggris yang menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. No matter how long the winter, spring is sure to follow. Tidak peduli seberapa lama musim dingin, musim semi pasti datang,” ucapnya.

Saat dunia diterjang pandemi, seperti musim dingin yang sangat muram, beku dan mencekam, ia menyebut New York, kota yang tak pernah tidur, bahkan terlihat kosong. Begitu pula Mekah yang selalu dikunjungi umat Islam, harus ditutup dan menjadi sunyi. Jakarta yang selalu riuh oleh lalu lalang kendaraan juga tiba-tiba lengang. Solo pun jadi tak kalah sepi.

”Tapi seperti ungkapan peribahasa tadi. Pasti ada penyembuhan,” ucapnya.

100