Semarang, Gatra.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah (Jateng) secara tegas menolak permohonan pengunduran diri Ketua Umum MUI Pusat KH Miftachul Akhyar serta memintanya untuk tetap memimpin hingga masa bakti selesai pada 2025.

Hal ini diputuskan dalam rapat MUI Jateng yang dipimpin Ketua Umum Dr. KH Ahmad Darodji, M.Si., dan Sekum Drs. KH Muhyiddin, M.Ag., dihadiri Ketua Dewan Pertimbangan Drs. KH Ali Mufiz, MPA., segenap pengurus harian, dan ketua komisi di Semarang, Jumat (11/3).

Keputusan MUI Jateng dituangkan dalam surat resmi Nomor : A.5/DP P.XIII/SR/III/2021, tertanggal 11 Maret 2022 yang ditandatangani Dr. KH Ahmad Darodji, M.Si., dan Drs. KH Muhyiddin, M.Ag., ditujukan kepada Ketua Umum MUI di Jakarta.

“MUI Jateng tak menerima permohonan pengunduran diri KH Miftachul Akhya. Mengajak semua pihak untuk mempertahankan sebagai Ketua Umum MUI hingga akhir masa jabatan,” kata Ahmad Darodji kepada pers, usai rapat.

MUI Jateng, lanjut Kiai Darodji, menggunakan diksi tidak menolak, tetapi tidak menerima pengunduran diri beliau karena sosok KH Miftachul Akhyar memiliki integritas keulamaan tinggi, sehingga masih dibutuhkan umat dan bangsa Indonesia.

Bila permohonan mundur KH Miftachul Akhyar diterima, dikhawatirkan akan menimbulkan kegaduhan yang disebab pro-kontra yang muaranya tidak hanya melanda MUI tapi dapat meluas ke organ lainnya.

“Untuk itu, MUI Jateng mempertahankan Kiai Miftachul Akhyar untuk tetap memimpin MUI sebagai langkah terbaik. Berharap kami dapat didukung semua pihak,” ujarnya.

Mengenai permohonan mundur KH Miftachul Akhyar dengan alasan sebagai Rais Am PBNU, Kiai Darodji menyatakan, bukan alasan kuat karena sebelumnya almarhum KH Sahal Mahfudh dan Wapres Makruf Amin juga merangkap jabatan sebagai Rais Am PBNU dengan Ketum MUI.

“Jadi tak ada masalah. Kami akan menemui Kiai Mihtachul Akhyar dan sesepuh PBNU KH Musthofa Bisri (Gus Mus) agar problem krusial tersebut dapat terpecahkan,” ujarnya.