Home Pendidikan Merdeka Belajar Episode Keenam Belas, Ini Respon Warga Sekolah

Merdeka Belajar Episode Keenam Belas, Ini Respon Warga Sekolah

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode Keenam Belas: Peningkatan Pendanaan Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD) dan BOP Pendidikan Kesetaraan.

Koordinator Perencanaan Program dan Penganggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Seditjen PAUD Dikdasmen), Nandana Aditya Bahswara menyebut saat ini pihaknya sedang dalam proses merekomendasikan penyaluran bantuan melalui Kementerian Keuangan. Diharapkan penyaluran bantuan sudah diterima satuan pendidikan Maret ini.

"Dulu, sebelum salur langsung, April itu paling cepat diterima oleh dinas, belum oleh sekolah. Mungkin diterima sekolah baru sebulan atau dua bulan lagi," katanya dalam webinar pada Sabtu (12/3).

Menurutnya, komponen pendanaan bagi pembelajaran sangat penting. Oleh karena itu, kecepatan dana BOP diterima langsung satuan pendidikan sangat membantu pembelajaran. Dalam jangka panjang, hal ini juga bisa meningkatkan kualitas pendidikan.

"Birokrasinya juga terpotong dan penggunaannya juga lebih fleksibel," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Putra Bangsa, Pemalang, Jawa Tengah, Tuslihah mengakui bahwa kebijakan ini sangat berdampak untuk keberlangsungan pendidikan. Ia menilai, kebijakan ini sangat berkeadilan, lantaran pemerintah tidak membedakan perlakuan antara pendidikan formal dan informal.

Ia meyakini, penyaluran langsung ini akan membuat penyelenggaraan pendidikan lebih efektif. Lembaga pendidikan tidak perlu lagi mencari dana talangan untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembelajaran.

Kepala Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Negeri 1 Samarinda, Rolita Juraini mengatakan bahwa akselerasi dan peningkatan nilai BOP merupakan perwujudan sila kelima yang dirasakannya. Pasalnya, provinsi tempat Rolita mengabdi memiliki wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T). Oleh karenanya, kebijakan ini sangat mempermudah dan membantu setiap daerah yang memiliki kekhususan dan keragaman kebutuhan.

"Contohnya Daerah Mahakam Ulu, itu ada peningkatan sampai 60%. Teman-teman di sana memang butuh sekali untuk operasional sekolah dan transportasi," Rolita menceritakan.

77