Home Politik Laskar Ganjar Puan Menilai Partai di Kabinet Mulai Tertarik dengan Jagoannya

Laskar Ganjar Puan Menilai Partai di Kabinet Mulai Tertarik dengan Jagoannya

Jakarta, Gatra.com- Melihat polarisasi perkembangan politik di Indonesia akhir-akhir ini akibat dampak wacana penundaan pemilu, Laskar Ganjar-Puan tak ingin ambil pusing. Hal tersebut disampaikan Ketua Pembina Laskar Ganjar-Puan (LGP), Mochtar Mohamad saat menghadiri Rapat Kerja Cabang DPC LGP Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Minggu malam (13/3).

Menurutnya, tahapan pemilu 14 Februari 2024 dimulai tanggal 1 Agustus 2022 dan sampai saat ini hanya PDI Perjuangan yang memiliki tiket untuk maju Capres. Sedangkan partai-partai lain belum berani untuk membuat koalisi. "Maka ini akan merugikan kandidat dan partainya," ujar Mochtar.

Dijelaskannya, bila mencermati pergerakan partai oposisi Partai demokrat (54 kursi) dan PKS (50 kursi) total 104 kursi. Artinya belum cukup tiket untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden yang membutuhkan 115 kursi, maka butuh satu partai lain dari koalisi pemerintah. "Nampaknya, koalisi partai sulit terwujud dalam waktu dekat karena kepentingan kadernya di kabinet Jokowi dan gerbong partainya terlanjur tertarik magnet mas Ganjar Pranowo," kata dia.

Dalam situasi seperti ini, tentunya partai-partai akan berpikir bagaimana caranya terhindar dari parliamentary threshold 4%. "Jalan satu-satunya adalah partai yang lebih awal bergabung dengan koalisi PDI Perjuangan berpotensi selamat dari parliamentary threshold," tambahnya.

Mochtar menilai, akibat beberapa Ketua Umum Partai yang lemah elektabilitasnya memaksakan diri untuk maju, berdampak pada elektabilitas partainya dan terancam tidak lolos parliamentary threshold 4%.

Dari data survei SMRC pada 8-10 Februari 2022 yang dirilis 28 Februari 2022 dengan margin error 2,8%, partisipasi pemilih terpotret lewat survei SMRC 79,9%, yang ragu-ragu atau belum menentukan pilihan atau tidak berpartisipasi 20,1%.

Apabila Pilpres dilaksanakan pada saat survey (8-10 Februari 2022), dari 79,9% Ganjar Pranowo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia, dengan rincian, Ganjar Pranowo 34,7%, Anies Baswedan 23,3%, Prabowo Subianto 21,9% dan yang belum menentukan pilihan 20,1%.

"Kalau melihat persentase mas Ganjar dibanding dengan pesaing keduanya Anies Baswedan terpaut dua digit (11,4%). Biasanya formasi tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil Pilpres 14 Februari 2024 nanti," jelasnya.

Ia menambahkan, Prabowo Subianto sampai saat ini belum mendeklarasikan diri untuk maju, padahal beliau adalah Ketua Umum Partai, disisi lain beliau masuk dalam kabinet Jokowi. "Bisa jadi pak Prabowo tidak nyapres di 2024, akan tetapi menyelesaikan sebagai Menhan mendampingi Pak Jokowi sampai selesai di 2024," imbuhnya.

"Atas alasan-alasan tersebut, maka partai-partai akan lebih nyaman pada posisi koalisi pemerintah mendampingi PDI Perjuangan di Pilpres 2024," tambah Mochtar.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Laskar Ganjar-Puan, Nawang Andi Kusuma, meminta kepada seluruh pengurus DPC, PAC, dan Ranting memvalidasi betul struktur organisasi yang sudah ber-SK tersebut. "Saya meminta kepada pengurus bersiap-siap mengikuti tahap selanjutnya untuk mengikuti pelatihan pemenangan," kata Nawang Andi Kusuma.

Diketahui, DPC Laskar Ganjar-Puan Kota dan Kabupaten Tasikmalaya gelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) diikuti 350 peserta terdiri dari pengurus DPC, PAC, dan Ranting Laskar Ganjar - Puan Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Rakercab ini juga dihadiri DPD Jawa Barat, DPC Kabupaten Garut dan DPC Kota Banjar.

110