Home Internasional Bagi Mahfud, Rusia vs Ukraina Cermin Ilmu Tak Berbudaya

Bagi Mahfud, Rusia vs Ukraina Cermin Ilmu Tak Berbudaya

Yogyakarta, Gatra.com – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menilai perang antara Rusia melawan Ukraina adalah cermin nyata bagaimana ilmu digunakan tanpa melibatkan budaya.

“Perang kali ini menjadi bagian dari wajah dunia yang mempertontonkan produk ilmu dan teknologi yang tidak dilandasi nilai-nilai budaya,” kata Mahfud, Senin (14/3).

Hadir secara online, Mahfud menjadi pembicara kunci dalam acara wisuda 166 mahasiswa angkatan ke-60 Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta.

Menurutnya, sekarang ini banyak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara di suatu tempat. Itu terjadi karena ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dilandasi oleh nilai-nilai budaya adiluhung, ketuhanan dan keadilan.

Ketua Yayasan Mataram Yogyakarta itu menyatakan, masyarakat dunia sedang menyaksikan eksibisi atau lomba gelar senjata oleh Rusia dan Ukraina serta negara-negara sekutunya seperti Amerika Serikat.

“Pertunjukkan itu sesungguhnya mempertontonkan kemajuan teknologi yang tidak dinaungi oleh nilai-nilai budaya, ketuhanan, dan kemanusiaan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan situasi di Rusia dan Ukraina sudah diperkirakan oleh para ahli dunia. Pasca Perang Dunia II, para ahli ilmu pengetahuan, hak asasi manusia, dan teknolog khawatir suatu saat perang yang mengenaskan itu terulang yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Persenjataan dengan berbagai variasinya yang sedang digelar dan terjadi dalam perang Rusia dan Ukraina itu produk teknologi,” sambungnya.

Pasca Perang Dunia II, masyarakat dunia terus mengkhawatirkan kalau ilmu pengetahuan tidak dikendalikan oleh budaya adiluhung, tidak dikendalikan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan, maka itu membahayakan bagi umat manusia. Apa yang terjadi di Rusia dan Ukraina adalah bukti kekhawatiran dimaksud.

Kepada 166 mahasiswa yang diwisuda, Mahfud menyatakan universitas didirikan untuk memajukan masyarakat Indonesia dengan pendidikan yang berbasis pada budaya bangsa, kemajuan iptek berbasis budaya, yang dikristalisasikan dalam dasar ideologi negara yang ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan yang dipimpin oleh permusyawaratan, dan keadilan sosial.

“Universitas hadir untuk mencetak kader bangsa melalui dunia pendidikan tanpa kehilangan jati diri bangsa yaitu budaya adiluhung yang berpusat di Kraton Ngayogyakarta. Universitas ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bagus terhadap kemajuan dan ketahanan bangsa dalam kerangka NKRI,” ucapnya.

Rektor UWM Yogyakarta Edy Suandi Hamid, meminta 166 mahasiswa angkatan ke-60 harus mewarisi sikap juang dan karakter tidak menyerah dari inisiator Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX.

“Kita mewarisi karakter Sultan HB IX dengan kepribadian dan harga diri yang pantang menyerah, patriotik, rela berkorban, berjiwa nasional, dan berwawasan kebangsaan, serta semangat persatuan dan kesatuan,” katanya.

173