Home Gaya Hidup Gropyokan Tikus Warga Sragen Berhadiah

Gropyokan Tikus Warga Sragen Berhadiah

Sragen, Gatra.com- Petani di Kabupaten Sragen, Jateng bersemangat memberantas tikus sawah meski memakai cara manual. Selain mengurangi hama pertanian itu, tiap tikus terbunuh dinilai uang tunai.

Metode gropyokan ini diinisiasi pemerintah Desa Tangkil Sragen bersama Babinsa dan Babinkamtibmas setempat. Para petani diajak membongkar pematang sawah untuk menjebak hewan pengerat yang bersarang di dalamnya. Hanya dalam waktu dua jam, ratusan ekor tikus berhasil ditangkap lalu dibunuh.

"Sudah 3 tahun hama tikus ini menyerang persawahan di Tangkil dan paling parah ya tahun-tahun ini. Hasil panenan jadi kurang dari perkiraan. Makanya kami menggandeng semua Gapoktan dan aparat, sepakat untuk gropyokan," papar Kades Tangkil, Suyono di sela gropyokan, Selasa (15/3).

Cara manual menumpas tikus dilakukan dengan bantuan pengasapan atau emposan, linggis, api gas elpiji dan belerang.

Peralatan itu digunakan untuk membongkar sarang di pematang serta memacu tikus agar keluar. Gerakan gropyokan digencarkan lantaran penggunaan setrum tikus dinilai berbahaya dan sudah banyak merenggut nyawa di Sragen.

"Di Tangkil ini sudah ada dua kejadian kesetrum tikus. Satu orang meninggal di Cumpleng dan satunya beruntung masih bisa selamat. Kalau pakai setrum taruhannya memang nyawa" terang Kades.

Kegiatan gropyokan itu digelar dengan menggunakan anggaran dana desa. Pemberantasan tikus dinilai mendesak lantaran dalam tiga tahun terakhir, serangan tikus sudah di luar batas kewajaran hingga membuat panen petani merosot.

Suyono menambahkan sebagai wujud apresiasi, setiap satu ekor tikus dewasa yang ditangkap dihargai Rp2.000. Sementara untuk anakan tikus, per ekor dihargai Rp500.

Pemberian upah itu dimaksudkan untuk memotivasi warga dan petani agar semangat memberantas tikus melalui gropyokan.

Menurut rencana gerakan itu akan digelar selama seminggu ke depan dengan sasaran tiap hari berpindah sampai seluruh areal di Tangkil terkover bersih dari tikus.

Salah satu petani, Agus Nurwanto (47) asal Tangkil mengaku semangat ikut gropyokan demi bisa memberantas hama tikus yang merajalela di sawah.

Ia tak menampik serangan tikus dalam tiga tahun terakhir, seperti tidak wajar. Berbagai upaya seperti memasang umpan sudah dilakukan namun tak kunjung menurunkan populasi.

1055