Home Ekonomi Rusia Terpental, Inikah Negara Baru Emerging Market?

Rusia Terpental, Inikah Negara Baru Emerging Market?

New York, Gatra.com - Bertahun-tahun, BRICS: Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, menjadi kumpulan negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi cukup pesat (emerging market), yang pasarnya dilirik investor berbagai negara dunia, terutama Eropa dan Amerika Serikat.

Namun, dengan Rusia mengalami sanksi ekonomi bertubi-tubi akibat invasi ke Ukraina, inevstor mulai melirik negara-negara potensial lainnya. “Hari-hari BRICS sudah lewat,” ujar ekonom senior AlliaceBernstein, Eric Winograd, seperti dikutip dari CNN.

Beberapa pasar saham utama di Amerika Serikat telah mencoret bursa saham Rusia dari indeks dengan status “nol”. Kerjasama perdagangan antara beberapa perusahaan terkemuka AS dan perusahaan Rusia seperti Yandex dan MTS, dihentikan. Moscow Sotck Exchange telah ditutup sejak 25 Februari, atau satu hari sesudah invasi ke Ukraina dimulai.

“Menghapus negara sebear Rusia dari indeks saham adalah sebuah keputusan besar,” ujarnya.

Sepertinya hingga beberapa waktu mendatang, Rusia tidak akan menjadi negara yang dilirik oleh investor besar. “Untuk para investor Barat yang masih ingin untuk investasi pada aset Rusia, nampaknya juga belum jelas apa yang akan terjadi di masa datang,”katanya.

Akhirnya, kata Winograd, dengan ekonomi Rusia yang tak pasti, BRICS pun ikut memudar. “Investor sekarang akan melihat negara-negara itu sebagai individu, bukan sebagai kesatuan atau kelompok seperti BRICS, karena masing-masing negara mempunyai nilai lebih yang berbeda,” ujarnya.

Lalu negara mana yang bisa dilirik menggantikan Rusia? Menurut Rahul Sen Sharma, pengamat pasar saham dunia Indxx, Taiwan dan Korea Selatan bisa menjadi alternatif. “Lalu akronimnya nanti akan berubah mcenjadi TICKS dari dulunya BRICS,” ujarnya.

Atau, lanjut Sen Sherma, beberapa negara lain yang patut dicermati adalah Polandia, Turki, Mexico, juga Filipina dan Indonesia. “Ini bisa dijuluki dengan MIST, Meksiko Indonesia Korea Selatan dan Turki,” ujar Sen Sherma.

Polandia, dinilai Sen Sherma bisa masuk hitungan sebagai negara dengan pertumbuhan cukup baik. “Hanya saja, letaknya yang dekat dengan negara yang sedang konflik, yakni Ukraina dan Rusia, membuat investor Barat juga pikir-pikir,” katanya.

 

273