Home Hukum Satgas Pangan Sisir Spekulan Migor

Satgas Pangan Sisir Spekulan Migor

Karanganyar, Gatra.com - Satgas pangan Polres Karanganyar memburu spekulan yang membuat harga migor subsidi mahal dan langka. Penelusurannya dimulai dari alur distribusi hulu sampai hilir.

Tim Satgas mengawali dengan dengan menyisir distributor minyak goreng dan dilanjutkan ke sejumlah pasar tradisional. Kasi Humas Polres Karanganyar AKP Agung Purwoko mengatakan pengecekan tim Satgas Pangan pada distributor minyak goreng dilakukan di CV Wahana Raya. Di distributor ini tim Satgas Pangan menemukan bahwa stok minyak goreng ada 8 ton. Sementaran permintaan pasar dari perusahaan ini mencapai 12 ton per harinya.

"Pengecekan di CV. Wahana Raya pada Selasa lalu. Kondisi dilapangan terlaporkan ke pimpinan,” kata Agung, Rabu (16/3).

Tim Satgas Pangan selanjutnya melakukan pengecekan pada repacker atau agen minyak goreng di Karanganyar. Di antaranya PT Kusuma Mukti Remaja, PT Vinoli Niaga I dan CV Barokah. Di PT Kusuma Mukti Remaja, tim mencatat bahwa permintaan pasar dari perusahaan ini 200 ton migor, sementara stok tersedia per Selasa kemarin 46 ton.

Belum ditemukan penyelewengan harga subsidi. Perusahaan membeli minyak dari pabrik Rp11.850 per liter dan dijual kembali Rp13.500 per liter. Kemudian di PT Vinoli Niaga I tercatat kebutuhan harian 60 ton sedangkan ketersedian stok 20 ton dengan harga beli Rp12.000 per liter dan dijual Rp12.900 per liter.

"Satgas mengecek sampai ke faktur penjualan dan pembelian. Menelusuri sampai adakah indikasi penimbunan. Ternyata barang yang masuk ke gudang tak lama kemudian langsung disalurkan. Enggak ditimbun. Harganya juga sesuai HET. Ada margin ke perusahaan yang ideal,” katanya.

Tak hanya didistributor dan agen minyak goreng, tim Satgas Pangan mengecek kebutuhan dan ketersediaan minyak goreng di sejumlah pasar tradisional. Pasar Jungke dan Pasar Karangpandan menjadi sasaran pengekan tim Satgas Pangan. Dari hasil pengecekan tersebut, harga minyak goreng dipasaran Rp19.000-Rp20.000 per liternya.

"Sampai di pengecer sudah mahal. Sedang ditelusuri dimana rantai distribusi yang membuat harganya naik. Apakah faktor panic buying ataukah penimbunan. Juga apakah permintaan tinggi yang menyebabkannya mahal di tingkat pengecer,” katanya.

Agung menmabahkan secara keseluruhan kebutuhan minyak goreng di Karanganyar mencapai 5.077 liter per hari. Sementara minyak goreng yang terdistribusikan 2.030 per hari.

Sementara itu di Sragen, kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng membuat masyarakat panik. Mereka sampai rela antre menunggu kedatangan truk boks yang mengirim minyak goreng ke pasar swalayan. Akibatnya, begitu pasokan datang, minyak goreng di toko modern itu langsung ludes diserbu pembeli.

Fenomena panic buying itu terjadi di beberapa wilayah kecamatan. Di antaranya di wilayah Kedawung, Karangmalang hingga mendekati Sragen Kota.

"Iya setiap hari antrian panjang. Jadi seperti sudah ada info kapan truk boks yang kirim akan datang. Sebelum truk datang, sudah pada antri di depan toko. Jadi kalau barang tiba, sudah langsung habis seketika," papar Sunardi, salah satu warga Kedawung, Sragen.

1688