Home Internasional Rusia Singgung Media Barat Tak Pernah Beritakan Ukraina Serang Rakyat Sipil Donbas

Rusia Singgung Media Barat Tak Pernah Beritakan Ukraina Serang Rakyat Sipil Donbas

Washington, D.C, Gatra.com - Duta Besar Federasi Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov menyampaikan harapannya agar media Amerika dapat menjaga netralitas pemberitaannya dengan menyampaikan penilaian yang tidak memihak dan tidak menghasut audiensnya dengan kampanye russophobia.

“Kami berharap pers Amerika akan berhenti menyebarkan russophobia dan akan menyajikan penilaian mereka secara tidak memihak,” ujar Antonov sebagaimana dilansir RIA Novosti, Rabu (16/3).

Antonov turut menyinggung mayoritas media Barat yang memaksakan audiensnya dengan persepsi sepihak tentang peristiwa di Ukraina, mengekspos Rusia sebagai agresor namun tak menampilkan satu laporan pun tentang serangan pasukan Ukraina kepada penduduk sipil di Donetsk.

"Kita harus mengakui bahwa sebagian besar media Barat memaksakan persepsi yang sangat sepihak tentang peristiwa di Ukraina. Laporan dan materi yang diterbitkan semata-mata bertujuan untuk menjadikan Rusia sebagai agresor," ujar Antonov.

"Tidak ada yang mengingat kebebasan berbicara dan pluralisme pendapat semacam ini bertentangan dengan Konstitusi AS." singgung Antonov.

Untuk diketahui, sampai saat ini militer Ukraina masih menggempur kedua wilayah separatis, Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) yang mayoritas berlatar etnis Rusia. Serangan militer Ukraina dilaporkan turut menghancurkan fasilitas publik dan pemukiman penduduk. Sebelumnya, pada Senin (14/3) serangan rudal Tochka.U milik militer Ukraina menghantam pusat kota Donetsk dan menewaskan 20 orang masyarakat sipil.

Otoritas Rusia mencatat hingga pekan ini, ada 213 ribu masyarakat Donbass yang memilih untuk mengungsi ke wilayah Rusia. Sementara itu, selama konflik di wilayah Donbas yang dimulai tahun 2014 silam, hampir 14 ribu nyawa telah terenggut. Di antaranya terdapat lebih dari 2600 korban tewas yang berasal dari masyarakat sipil.

Rusia menjadikan situasi di Donbass sebagai dalih untuk melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari lalu. Presiden Vladimir Putin menyebut tujuan operasi itu untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.

 

9322