Home Ekonomi BI Sampaikan Perkembangan Nilai Tukar Rupiah & Inflasi

BI Sampaikan Perkembangan Nilai Tukar Rupiah & Inflasi

Jakarta, Gatra.com - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono menyampaikan sejumlah perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.

Erwin menjabarkan perkembangan nilai tukar Rupiah pada 14 – 18 Maret 2022. Adapun pada akhir Kamis (17/3) kemarin, Rupiah ditutup stabil di level (bid) Rp14.300 per dolar AS, yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun stabil di 6,71%. Sementara itu, DXY melemah ke level 97,97. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 2,171%.

"Pada pagi hari Jumat, 18 Maret 2022, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.300 per dolar AS. Yield SBN 10 tahun stabil pada level 6,71%." ujar Erwin dalam keterangannya, Jumat (18/3).

Terkait aliran modal asing, pada pekan ketiga Maret ini tercatat Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 86,77 bps per 16 Maret 2022 dari 109,25 bps per 11 Maret 2022. Capaian ini sejalan meredanya sentimen risk off di pasar keuangan global.

"Berdasarkan data transaksi 14-17 Maret 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp8,23 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,13 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp7,10 triliun." ujar Erwin.

Erwin menyebut, berdasarkan data setelmen s.d 17 Maret 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp23,44 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp21,31 triliun di pasar saham.

Sementara itu, inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Maret 2022, perkembangan harga pada Minggu III Maret 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,54% (mtm).

"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 1,10% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,54% (yoy)," ujarnya.

Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan pekan ketiga Maret ini, jelas Erwin, berasal dari komoditas cabai merah sebesar 0,10% (mtm), telur ayam ras, emas perhiasan, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,05% (mtm), cabai rawit dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,04% (mtm), tempe, dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,03% (mtm), bawang merah, tahu mentah, jeruk, daging sapi, angkutan udara masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta bawang putih dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

"Komoditas yang mengalami deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar -0,06% (mtm) dan tomat sebesar -0,01% (mtm)," kata Erwin.

136