Home Nasional Super Mahal, Padepokan Kosgoro 57 Ajak Masyarakat Boikot Minyak Goreng

Super Mahal, Padepokan Kosgoro 57 Ajak Masyarakat Boikot Minyak Goreng

Kebumen, Gatra.com- Langka dan mahalnya harga minyak goreng terpaksa harus disikapi masyarakat dengan pasrah dan bijak. Ketua Dewan Pembina Padepokan Kosgoro 57, Ridwan Hisjam angkat bicara, ia mendukung pernyataan yang disampaikan Megawati Soekarnoputri.

Senada dengan Ketua Dewan Pengarah BRIN itu, Ridwan berharap, masyarakat tak perlu berburu minyak goreng murah dengan mengantre panjang dan berdesak-desakkan. Masyarakat bisa memilih cara masak yang lain, tanpa harus ketergantungan dengan minyak goreng, misalnya dengan direbus, atau dikukus.

"Apa yang disampaikan Ibu Mega benar, masyarakat tidak perlu heroik dengan adanya kelangkaan minyak goreng yang membuat antrean panjang. Kalau memang tidak ada minyak goreng, atau ada tapi harganya mahal, ya sudah tidak perlu dibeli, ganti masakan dengan cara merebus atau dikukus," ujar Ridwan saat dihubungi, Sabtu (19/3/2022).

Lagi pula kata Ridwan, masakan dengan cara direbus, atau dikukus jauh lebih sehat daripada digoreng dengan minyak sawit karena mengandung kolestrol tinggi. Untuk itu, anggota DPR RI ini mengajak masyarakat agar mulai tidak tergantung dengan minyak goreng sebagai media memasak.

"Kita bisa kembali ke zaman dulu, minyak goreng kemasan itu kan baru ada tahun 90-an. Dulu orang tua kita itu justru lebih senang memasak dengan rebusan, atau dikukus, dan nyatanya waktu belum ada minyak goreng, masyarakat tidak ada masalah, sehat-sehat saja," terang Ridwan.

Dalam keadaan seperti saat ini, menjadi kesempatan masyarakat untuk membuat gerakan boikot dan tinggalkan minyak goreng. Ridwan juga menyayangkan minyak goreng saat ini harganya jauh lebih mahal dari sebelumnya karena permainan para mafia yang sengaja menimbun minyak goreng untuk keuntungan pribadi.

"Kalau memang minyak goreng ada, tapi mahal, ya sudah sekalian kita ramai-ramai boikot minyak goreng. Masyarakat tidak perlu beli mingak goreng. Toh! Tanpa minyakm goreng kita masih bisa hidup. Nanti biar mereka "pengusaha" yang pusing, karena produk minyaknya diboikot karena tidak ada yang beli," jelas Ridwan.

Berkaca pada Jepang, Ridwan menyebut, negara Sakura ini, justru dikenal masyarakat tidak suka makanan yang digoreng, mereka lebih suka dengan makanan yang direbus. "Kalau Jepang negara yang jauh lebih maju dari kita saja juga bisa, mengapa kita tidak," tandasnya.

1140