Home Ekonomi Rintam Feed, Inovasi Peternakan Lewat Produksi Pakan Ternak Mandiri

Rintam Feed, Inovasi Peternakan Lewat Produksi Pakan Ternak Mandiri

Jakarta, Gatra.com - Rintam Feed, sebuah program pabrik pakan hewan Desa Lelede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat diperkenalkan dalam kegiatan InovTek Expo 2022 dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Nusa Tenggara Barat (NTB) .

Program yang diprakarsai Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini diketahui dapat memproduksi pakan ternak berbahan dasar jagung, dedak serta campuran lain. Presiden Global Wakaf Corporation (GWC) Cecep Wahyudin, berharap kehadiran Rintam Feed dapat mendukung potensi peternakan dan pertanian di Provinsi NTB.

Karena jika menilik data dari Kementerian Pertanian, Provinsi NTB merupakan salah satu dari 10 provinsi produsen jagung terbesar di Indonesia.

"Sehingga program ini berikhtiar memaksimalkan potensi tersebut. Target kita adalah integrasi. Jadi bagaimana petani jagung bisa mendapatkan nilai yang lebih besar, kemudian jagungnya diproduksi di wilayah NTB," ujar Cecep dalam keterangannya, minggu (20/3).

Cecep menyebut, target produksi dari Rintam Feed yakni 1.000 ton pakan dalam waktu satu bulan. Pakan ini terdiri dari pakan jadi serta pakan konsentrat yang ditujukan untuk peternakan ayam petelur.

Selain memaksimalkan produksi, program pabrik pakan ini juga bisa menyerap tenaga kerja di sekitar wilayah NTB. Lebih dari itu program ini diharapkan bisa menjadi pilot project, untuk nantinya diduplikasi di seluruh Indonesia yang memiliki potensi masing-masing.

Sementara itu, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah juga berpesan supaya berbagai inovasi dalam berkembangnya riset dalam berbagai sektor, termasuk dalam pertanian agar bisa mengembangkan inovasi.

Ia pun mengapresiasi program Rintam Feed tersebut dan berharap kehadrian pabrik pakan ini bisa membawa peternakan NTB dapat maju.

“Kita (selama ini) bangga menjual jagung kita, berkapal-kapal untuk kembali hanya setengah pakan ternak yang kita konsumsi sendiri di sini dengan harga lebih mahal,” tutur Zulkiefklimansyah.

334