Home Regional Dirjen KSDAE dan Gubernur NTT Luncurkan Program KSDAE Mengajar

Dirjen KSDAE dan Gubernur NTT Luncurkan Program KSDAE Mengajar

Kupang, Gatra.com - Balai Besar KSDA NTT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Senin (21/3) menyelenggarakan  peluncuran Program KSDAE Mengajar. Peresmian program ini dilakukan oleh Direktur Jenderal  Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem (KSDAE), Ir.Wiratno, M.Sc, dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat secara faktual bertempat di SMA Negeri 3 Fatuleu di Desa Sillu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.

Secara secara virtual pula kegiatan ini diikuti oleh Unit Pelaksana Teknis KSDAE dan para pihak terkait. Momen launching Program KSDAE Mengajar merupakan puncak peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-39 Tahun 2022 yang bertemakan “Rimbawan Peduli Lingkungan, Menyukseskan Presidensi G20 Indonesia”.

Selain SMA Negeri 3 Fatuleu, pada kesempatan ini juga ditayangkan aktivitas kegiatan belajar mengajar oleh para pendamping dari Balai TN Komodo di SMK Negeri I Komodo (Manggarai Barat), Balai TN Kelimutu di SMPK Marsudirini Detusoko (Ende), dan Balai TN Matalawa di SD Negeri Lai Kakerek Kabupaten Sumba Timur.

Direktur Jenderal KSDAE Wiratno dalam sambutannya mengharapkan adanya peran aktif UPT KSDAE untuk berkontribusi dalam mendukung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui proses belajar mengajar di sekolah pada desa-desa sekitar kawasan konservasi dengan melaksanakan Program KSDAE Mengajar.

“Program ini bertujuan untuk mengisi kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu sekaligus memberikan bekal pendidikan lingkungan kepada peserta didik agar mengenal potensi sumber daya alam yang ada disekitarnya sejak dini sekaligus membangun warisan atau legacy pada setiap sekolah,” kata Wiratno.

Program KSDAE Mengajar ini lanjut Wiratno menjadi program nasional dan akan diterapkan oleh seluruh UPT KSDAE se-Indonesia. Dengan sasarannya adalah sekolah-sekolah di sekitar kawasan konservasi yang ditetapkan sebagai sasaran pembelajaran secara rutin.

“Disamping itu tidak menutup peluang untuk di laksanakan pada sekolah SD,SLTP, SLTA maupun perguruan tinggi sesuai kemampuan UPT KSDAE masing- masing. Dengan demikian diharapkan tidak ada anak anak usia sekolah yang tidak tersentuh pendidikan, dan peran KSDAE dapat menjadi faktor penguat program wajib belajar, merdeka belajar,” harap Wiratno.

Program KSDAE Mengajar ini jelas Wiratno menjadi program nasional dan akan diterapkan oleh seluruh UPT KSDAE se-Indonesia. Sasaranya adalah sekolah-sekolah di sekitar kawasan konservasi yang ditetapkan sebagai sasaran pembelajaran secara rutin.

“Disamping itu tidak menutup peluang untuk dilaksanakan pada sekolah SD,SLTP, SLTA maupun perguruan tinggi sesuai kemampuan UPT KSDAE masing- masing. Dengan demikian diharapkan tidak ada anak anak usia sekolah yang tidak tersentuh pendidikan, dan peran KSDAE dapat menjadi faktor penguat program wajib belajar, merdeka belajar,” katanya.

Lebih lanjut Wiratno menyatakan bahwa generasi muda harus terus kita motivasi, agar mereka memiliki semangat dan karakter Menjiwai Alam, Melestarikan Lingkungan, memiliki Pengetahuan dan Jiwa Bersahabat dengan Alam.

“Ini untuk menumbuhkan Kecintaan dan Kepedulian mereka terhadap Alam, agar mereka pun dapat bercerita tentang Alam ini dengan senyum dan ceria dari generasi ke generasi.Dirjen KSDAE juga berharap Pemerintah Provinsi NTT akan terus bersinergi dalam menyukseskan Program KSDAE Mengajar agar dapat bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Sebelumnya sebut Wiratno sebagian UPT KSDAE di Indonesia telah menyelenggarakan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui bina cinta alam.

“Salah satunya adalah pendidikan konservasi. Beberapa judul kegiatan dimaksud antara lain visit to school, green school, ranger goes to school, dan EKSATLI. Karena itu saya berharap Pemerintah Provinsi NTT akan terus bersinergi dalam menyukseskan Program KSDAE Mengajar agar dapat bermanfaat bagi masyarakat,” kata Wiratno.

Sementara itu Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Jenderal KSDAE dan UPT KSDAE di Nusa Tenggara Timur yang telah menginisiasi Program KSDAE Mengajar. Apresiasi juga diberikan kepada sekolah-sekolah yang telah bersedia untuk menerima program tersebut.

“Saya berharap bahwa Program KSDAE Mengajar bersifat konsisten dalam arti dilaksanakan secara terus-menerus. Ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sekitar kawasan konservasi ,” kata Viktor Bungtilu Laiskodat.

Kepala Balai Besar KSDA NTTArief Mahmud dalam laporannya menyampaikan bahwa KSDAE Mengajar merupakan salah satu bakti dalam menunjang pendidikan kepada masyarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi.

“Dengan adanya KSDAE Mengajar ini diharapkan dapat membantu peserta didik atau generasi muda, serta sekolah itu sendiri dalam peningkatan kualitas pendidikan sehingga mereka dapat membekali diri dengan pengetahuan yang luas sejak dini agar memiliki masa depan terutama tentang kawasan hutan yang lebih baik,” kata Arief Mahmud.

Dia menambahkan dalam rangka peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-39 tahun 2022, UPT KLHK di Provinsi NTT bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT dan KPH-KPH telah melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan untuk mempererat korsa rimbawan dan meningkatkan bakti karya bagi Nusa Tenggara Timur dan Indonesia.

Kegiatan dimaksud ataranya sebagai berikut : Penanaman bibit pohon sebanyak 2.010 bibit tanaman dengan jenis antara lain Cendana, Mahoni, Tanjung, Flamboyan, Sengon, Jati Putih, Ampupu, Mangrove, Bambu Petung, Salam, Singgi, Sakura Sumba, Jambu Mete, Kelengkeng. Berikutnya Bersih sampah serentak dan mengumpulkan sampah sebanyak 743 kg. Selain itu ada donor darah sebanyak 46 kantong darah. Juga apresiasi pensiunan sebagai tali asih bagi pensiunan 2 orang. Pembagian buku ke sekolah-sekolah terdiri dari buku informasi 54 Taman Nasional di Indonesia 5 buku dan Buku Potensi TN Matalawa 40 buku.

Dia menambahkan pelaksanaan Program KSDAE Mengajar ini didasari keinginan tulus dari para rimbawan untuk mengabdi meningkatkan kapasitas masyarakat di sekitar kawasan konservasi melalui jalur pendidikan.

“Ini didasari oleh Pidato Visi Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia di Sentul-Jawa Barat pada tanggal 14 Juli 2019, yang salah satu arahannya terkait pembangunan SDM melalui peningkatan kualitas pendidikan. Dan kita sadari bersama bahwa hingga saat ini masih terdapat kesenjangan antara kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar),” katanya. 

717