Salatiga, Gatra.com - Sesepuh di Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, KH Sonwasi Ridwan, mewakili warga setempat, mengaku kehadiran pasangan Yuliyanto dan Muh Haris sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga selama dua periode merupakan sebuah anugerah.

Menurutnya, selama masa kepemimpinan mereka, warga Kelurahan Pulutan merasakan banyak kemajuan pembangunan dan dan berbagai kemudahan.

"Selama dua periode dipimpin Pak Yuliyanto dan Pak Haris, tidak pernah ada masalah di Kota Salatiga, dan itu merupakan prestasi,” ujarnya, saat memberikan kesan dan pesan pada acara kunjungan Wali Kota dan Wakil Wali Kota ke Kelurahan Pulutan, di area wisata Wit Nganten, Selasa, (22/3).

Baca Juga:

Hadiri Rapat Paripurna Pengumuman Akhir Masa Jabatan, Wali Kota Beberkan Prestasi Salatiga

Sebagai sesepuh di Pulutan, dirinya menyampaikan terima kasih atas segala upaya pasangan Yuliyano-Haris, sehingga banyak kemajuan dan kemudahan, khususnya bagi warga Pulutan.

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto didampingi istrinya, Titik Kirnaningsih, dan Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris menyampaikan, dalam kunjungannya tersebut pihaknya ingin melihat secara langsung kegiatan di Kelurahan Pulutan dalam memulai aktivitas setelah hampir tiga tahun terhenti akibat pandemi.

Dia pun memberi apresiasi kepada Lurah Pulutan, Khomsatun, yang dinilai mampu menggerakkan masyarakat, khususnya para pelaku UMKM dan seni budaya sehingga berlangsung kegiatan Pulutan Fair.

"Sekarang anak-anak bisa merasakan kembali kegembiraan bisa bertemu dengan teman-temannya. Ini merupakan bagian ikhtiar kita dalam memulihkan ekonomi, khususnya di Kelurahan Pulutan," ujarnya.

Tak lupa, Yuliyanto menyampaikan terima kasih kepada sesepuh Pulutan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan seluruh jajaran Kelurahan Pulutan yang telah membantu Pemerintah Kota Salatiga dalam mewujudkan pembangunan, sehingga dapat berhasil dengan baik.

"Pembangunan tidak akan berhasil tanpa dukungan dan doa restu Sesepuh Pulutan. Dari lubuk hati paling dalam, mohon maaf atas kekurangan, kesalahan dan belum selesainya program pembangunan karena keterbatasan waktu, anggaran, dan kondisi, di tengah Covid-19 yang praktis selama dua tahun tidak bisa menganggarkan pembangunan, dan agar dimaklumi,” tegasnya.