Home Kebencanaan Rawan Bencana Longsor, Wonosobo Bentuk Relawan di 265 Desa

Rawan Bencana Longsor, Wonosobo Bentuk Relawan di 265 Desa

Banyumas, Gatra.com - Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat meminta percepatan pembentukan relawan kebencanaan di 256 desa dan kelurahan untuk merespons tingginya risiko bencana tanah longsor di kabupaten yang didominasi perbukitan ini.

Menurut Afiif, Wonosobo adalah wilayah rentan bencana. Risiko ini bisa dimengerti karena Wonosobo berada di dataran tinggi dan sebagian wilayah memiliki tanah yang labil

“Maka ini harus menjadi perhatian kita bersama bagaimana mengoptimalkan kesiapsiagaan bencana melalui pembentukan relawan di 265 desa atau kelurahan, dan setiap desa minimal mempunyai 5 tenaga relawan,” kata Afif, dikutip dari keterangannya, Rabu (23/3).

Untuk mengetahui situasi kebencanaan di wilayahnya, Bupati bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR), Diskominfo, Prokompim, Kecamatan Garung, TNI, POLRI dan Awak Media melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) di beberapa lokasi terjadinya bencana.

Lokasi yang dikunjungi antara lain, Dusun Siwadas, Dusun Kandangan dan Dusun Pringapus di Desa Tegalsari, serta Desa Laranganlor Kecamatan Garung. Dalam arahannya Bupati Wonosobo mengajak kepada seluruh masyarakat Kabupaten Wonosobo untuk bersama menjaga alam.

Afif juga mengingatkan, perlunya kesadaran bersama guna menjaga kelestarian alam dimulai dari kegiatan sederhana yakni tidak mengotori sungai dengan sampah, tidak membuang sampah di sungai, serta tidak membangun rumah di pinggiran kali.

“Terjadinya bencana tanah longsor, mendorong kami untuk melakukan gerakan cinta Sungai Serayu dimana semua kotoran berupa sisa pemotongan kayu dan berbagai macam sampah yang ada harus segera dibersihkan mulai dari hulu di Dieng,” ucap dia.

Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo, Bambang Triyono mengatakan, sejak 9 Maret sampai dengan 17 Maret 2022, total bencana tanah longsor ada 103 titik yang tersebar di tujuh Kecamatan yaitu kecamatan Kepil, Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro, Wadaslintang, Mojotengah, dan Garung.

Afif menjelaskan, titik longsor terbanyak terjadi di Kecamatan Kalibawang, di mana setiap harinya terjadi 8 titik longsor.

“Sejak tanggal 9 sampai 17 Maret 2022 telah terjadi 103 titik tanah longsor yang tersebar di 7 Kecamatan, yaitu kecamatan kepil, Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro, Wadaslintang, Mojotengah dan Garung, dengan prediksi kerugian mencapai Rp2 miliar, itu baru hitungan kasar,” ucap Bambang.

1314