Home Internasional Gerilya Kremlin di Dunia Maya! AS Bantah Disinformasi Senjata Biologis

Gerilya Kremlin di Dunia Maya! AS Bantah Disinformasi Senjata Biologis

Jakarta, Gatra.com – Perang Rusia-Ukraina berdampak pada meluasnya disinformasi di media sosial. Beberapa pihak berkepentingan menggencarkan kampanye pikiran untuk memutarbalikkan arus informasi dan fakta yang terjadi. Penyesatan informasi lewat perang siber (cyber warfare) menjadi agenda terselubung dari perang proxy (proxy war) dari aktor yang berkepentingan.

“Ada kebenaran dan ada kebohongan. Kebohongan diceritakan demi kekuasaan dan keuntungan,” ujar Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Pernyataan Biden merujuk pada kampanye disinformasi yang digencarkan Rusia terhadap negara-negara dan pihak yang mengecam invasi dan perang di Ukraina.

Perang yang digencarkan tidak hanya berlangsung secara fisik—tetapi juga lewat udara—melalui ekosistem disinformasi dan propaganda. “Ekosistem ini menciptakan dan menyebarkan narasi palsu untuk secara strategis memajukan tujuan kebijakan Kremlin. Tidak ada batasan subjek untuk firehose of falsehoods ini,” ucapnya.

“Dugaan palsu Kremlin terhadap laboratorium AS serta ancaman kimia, biologi, radiologi, dan nuklir di Ukraina merupakan contoh terbaru dari disinformasi yang telah berulang kali kami bantah selama bertahun-tahun di Ukraina dan di seluruh dunia,” ujar Pemerintah AS lewat keterangan resmi yang disiarkan Kedubes AS di Jakarta.

Rusia (sebelumnya Uni Soviet) telah lama menuduh Barat atas tindakan dan aktivitas nuklir, biologi, dan kimia (Nubika). “Kampanye dilakukan menggunakan jaringan juru bicara resmi, media milik pemerintah, situs proxy, dan media sosial, Rusia berupaya mengeksploitasi ketakutan dan membuat sensasi terkait ancaman dengan menyebarkan disinformasi,” tulis pernyataan tersebut.

Sebelumnya, Pemerintah Rusia menyebarkan informasi bahwa AS menyokong administrasi dan keuangan Ukraina untuk mengoperasionalkan 30 laboratorium biologi di wilayah tersebut sejak 2014. Laboratorium-laboratorium tersebut bertujuan meneliti penyakit mematikan, patogen, dan virus berbahaya. Penelitian tersebut dibuat berdasarkan perintah dari Defense Threat Reduction Agency di bawah Departemen Pertahanan AS.

Penelitian tersebut menurut Kremlin bertugas mengumpulkan dan membawa jenis mikroorganisme berbahaya ke AS. Secara diam-diam, laboratorium menjalankan misi penelitian untuk proyek senjata biologis di wilayah tersebut, menyimpan wabah berbahaya, yang dapat menginveksi manusia.

“Kremlin telah meningkatkan kampanye disinformasi Nubika dengan amplifikasi dari Republik Rakyat Cina (RRC), menduga bahwa laboratorium yang dimiliki dan dioperasikan negara asing bekerja dalam Program Kerjasama Mengurangi Ancaman (Cooperative Threat Reduction/CTR) Departemen Pertahanan AS adalah fasilitas senjata biologis,” ujar Pemerintah AS.

AS menyebut, keberadaan laboratorium tidak selalu diartikan “negatif”. Di tengah situasi krisis COVID-19, bencana alam, dan sengketa kemanusiaan, laboratorium memiliki peran yang sangat penting. Produk kimia yang dihasilkan peneliti juga bermanfaat untuk melawan pandemi COVID-19, menghancurkan senjata kimia dan debu radioaktif di Suriah dan Libya, dan banyak lagi kegunaan lainnya di bidang medis dan industrial.

“Para peneliti independen secara otoritatif telah membantah klaim palsu ini,” ucap Pemerintah AS.Kebenaran telah melucuti senjata disinformasi Rusia. Kremlin menciptakan dan menyebarkan disinformasi dalam upaya membingungkan dan “mengalihkan” masyarakat terkait aksi-aksi Rusia yang brutal di Ukraina, Georgia, dan wilayah lainnya di Eropa.

“Karena kebenaran tidak berpihak pada Kremlin, dinas intelijen Rusia membuat, menugaskan, dan memengaruhi situs web yang berpura-pura menjadi media peberitaan untuk menyebarkan kebohongan dan menabur perselisihan. Disinformasi adalah cara yang cepat dan cukup murah untuk menggoyahkan masyarakat dan menyiapkan panggung untuk aksi militer potensial,” pungkas Pemerintah AS.

115