Home Regional Presiden Tinjau Food Estate dan Tanam Jagung di Kabupaten Belu

Presiden Tinjau Food Estate dan Tanam Jagung di Kabupaten Belu

Belu, Gatra.com - Presiden Jokowi, mengharapkan lahan baru untuk menanam jagung harus dapat terus ditingkatkan dari 53 hektare (ha) lahan yang sudah ada saat ini.

“Sore hari ini saya berada di Belu, Provinsi NTT. Kita di sini baru saja membuka lahan seluas kurang lebih 53 ha yang akan kita tanami jagung. Untuk airnya kita menggunakan mesin air springkle yang baik, berasal dari bendungan yang sebelumnya telah kita resmikan, yaitu bendungan Rotiklot,” kata Jokowi, saat mengunjungi Food Estate di Dusun Rotiklot, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakulus Mesak, Kabupaten Belu, Provinsi NTT, Kamis (24/3). 

Presiden didampingi Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, Gubernur NTT VIKtor Bungtilu Laiskodat.

“Dari sinilah nanti kita akan perluas sampai seluas 500 ha, dan kalau itu nanti berhasil dan produksinya bagus, maka kita akan melompat ke daerah yang lain, yang juga ada lahan datar seperti ini seluas 15 ribu ha,” ujar Presiden. 

Jokowi menegaskan perlu keberanian membuka lahan tanaman jagung serta tanaman pangan holtikultura lainnya dengan menggunakan teknologi pertanian. Selain itu juga harus pakai mesin pertanian yang canggih di beberapa lokasi potensial, yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh para kelompok tani.

“Saya rasa kalau kita berani menggunakan teknologi, dan mencoba di lahan-lahan yang sulit seperti di NTT ini, nanti akan kelihatan semuanya apa yang perlu dikoreksi. Harus pakai alsintan yang pas, yang cocok dipergunakan di daerah seperti NTT ini,” Jokowi.

Presiden Jokowi juga minta agar memperbaiki kesejahteraan masyarakat di NTT, khususnya di Kabupaten Belu dengan memperkuat ketahanan pangan nasional melalui lahan yang baru dibuka.

“Saya harapkan nanti hasilnya bisa kita lihat dan kita hitung berapa keuntungannya dan setelah itu akan kita perluas lagi lahan selanjutnya,” tambahnya.

Sementara itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pertanian diibaratkan sebagai tulang punggung perekonomian nasional, sudah semestinya antara pemerintah baik pusat maupun daerah dituntut terus berpikir kreatif dan inovatif. 
“Ini dalam menciptakan terobosan-terobosan agar mampu beradaptasi dan bertahan dengan berbagai perubahan. Salah satunya dengan pengembangan program food estate di beberapa daerah,” katanya.

“Pak Presiden sangat mengapresiasi dan meminta saya untuk mengembangkan ini. Bahkan tahun ini target kita masuk sampai 500-1000 ha di Belu, dan belasan ribu hektare lagi akan kita kembangkan untuk NTT secara keseluruhan. Sektor pertanian harus menjadi pilihan prioritas yang harus dioptimalkan demi peningkatan kesejahteraan petani, dan masyarakat luas. Karena lumbung pangan tersebut jelas akan mendorong upaya ketahanan pangan Indonesia,” kata Syahrul.

Diketahui lahan Food Estate yang terletak di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakulus Mesak, Kabupaten Belu yang memiliki luas 53 hektare (ha) itu dibagi menjadi empat (4) block, yaitu block A 3,3 ha, block B 18,7 ha, block C 22 ha dan block D 9 ha. 
Sejauh ini, food yang terletak tepat dibawah bendungan Rotiklot tersebut telah ditanami tiga jenis tanaman pangan, yaitu Jagung, Padi dan Sorgum.

Periode pertama musim tanam yakni pada bulan Agustus – September 2021 dengan rincian : Jagung 53 ha panen 17 ha, Sorgum 3,2 ha panen 2 ha. Provitas jagung : 3,12 ton/ha, Sorgum 4 ton/ha. Dengan keuntungan Rp.134juta. Dan periode kedua musim tanam yakni pada bulan Desember 2021 – Januari 2022 dengan rincian : Jagung 40 ha panen 8 ha, serta Padi 2 ha. Provitas jagung : 3,36 ton/ha, Padi 5,5 ton/ha. Dengan keuntungan Rp354 juta. Total keutungan dari akumulasi musim tanam pertama dan kedua adalah Rp 488 juta.

Untuk agenda musim tanam ketiga, khusus untuk Jagung hibrida jenis R7 akan ditanam di block C dengan luas tanam 16 ha, dan terget kedepan diharapkan akan mencapai total 1000 ha lahan untuk jagung diareal food estate tersebut.

Di Provinsi NTT, program Food Estate atau lumbung pangan nasional sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir, tepatnya dimulai tahun 2020 di Kabupaten Sumba Tengah dan berhasil menuai hasil yang positif.

430