Home Ekonomi Presiden Minta Seluruh Jajaran Pemerintah Cegah Inflasi Domestik

Presiden Minta Seluruh Jajaran Pemerintah Cegah Inflasi Domestik

Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ancaman inflasi tidak hanya dihadapi Indonesia, namun seluruh negara-negara dunia karena berbagai dampak dari ketidakpastian ekonomi, hingga gangguan stabilitas geopolitik dan keamanan di mancanegara.

Untuk itu Kepala Negara meminta seluruh jajaran baik di pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN mencegah kenaikan inflasi domestik.

“Ini (inflasi) yang semua gubernur, bupati, wali kota, Dirut BUMN harus mengerti dan bisa mencari jalan keluar bagaimana mengendalikannya,” kata Presiden Jokowi dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, yang ditayangkan langsung Youtube Sekretariat Presiden, di Jakarta, Jumat (25/3).

Kepala Negara mengatakan, semua negara berada pada kesulitan ekonomi. Selain karena karena masih berlangsungnya pandemi COVID-19, juga disrupsi ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina. 

“Semuanya menjadi tidak pasti,” katanya.

Presiden mengatakan bahwa dirinya dihubungi langsung melalui telepon Presiden China XI Jinping, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, hingga Kanselir Jerman Olaf Scholz. 

“Mereka bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita alami bersama, baik karena kelangkaan energi. Coba kita lihat minyak yang dulu hanya US$ 50-60 per barel, sekarang US$118 per barel, 2 kali lipat,” ujar Presiden.

Kenaikan harga minyak di sejumlah negara memaksa menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga dua kali lipat. Jika kenaikan BBM di Indonesia, Presiden justru mengkhawatirkan akan terjadi gejolak di masyarakat.

“Bayangkan kita naik kadang-kadang 10 persen saja, demonya 3 bulan. Ini (negara-negara lain) naik dua kali lipat artinya 100 persen naik,” ujarnya.

Presiden menyebut bahwa kenaikan harga juga terjadi untuk komoditas gas, dan komoditas pangan seperti kedelai dan gandum.

“Harga gandum misalnya. Karena suplai gandum dunia itu (dari) Ukraina, Rusia, Belarusia, semuanya. (Jadi) lari ke mana-mana, kelangkaan energi, kelangkaan pangan,” kata Presiden.

Presiden juga menyebutkan masih terjadi kelangkaan kontainer barang yang mengakibatkan membengkaknya biaya logistik. Kenaikan biaya logistik, dikhawatirkan memicu harga barang ke konsumen dan akan bertambah memicu inflasi.

“Dulu saat normal mau cari 1.000 kontainer bisa sehari, 2.000 (kontainer) gampang. Sekarang cari satu sulit sekali karena ada disrupsi, kekacauan yang dampaknya jangan main-main karena kelangkaan kontainer, distribusi barang semuanya terganggu, baik dari negara satu ke negara lain,” kata Jokowi.

70