Home Ekonomi Hasil Panen Bawang Putih Wonosobo Lampaui Rata-Rata Nasional

Hasil Panen Bawang Putih Wonosobo Lampaui Rata-Rata Nasional

Banyumas, Gatra.com – Hasil panen bawang putih petani di Desa Kapencar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah melampaui rata-rata nasional.

“Melihat hasilnya, ini diatas rata-rata nasional yaitu mendapatkan hasil 7,97 ton perhektar, sementara rata-rata produksi nasional itu adalah 6 ton perhektar,” kata Kabid Hortikultura, Dinas Pangan Perikanan dan Pertanian (Dispaperkan) Kabupaten Wonosobo, Sumanto, dalam keterangannya, Jumat (25/3).

Menurutnya momen ini cukup menggembirakan. Selain hasil panen yang baik, adanya jaminan harga dari pihak off taker sebagai mitra kelompok tani bisa memberikan keuntungan bagi para petani tersebut.

"Dengan hasil ini diharapakan pendapatan petani juga lebih meningkat, karena dari para off taker sendiri juga sudah menjamin harga terendah Rp7.000, dari harga terendah Rp7.000 para petani sudah bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan," ungkapnya, saat panen raya di Food Estate Wonosobo.

Sumanto mencontohkan lahan 1.600 m² menghasilkan 1,27 ton. Jika dihitung dengan harga terendah Rp7.000, maka dapat memperoleh hasil sebesar Rp8.890.000. Sementara prediksi biaya tanam yang dikeluarkan petani berkisar Rp5 juta sampai Rp6 juta. Keuntungan ditaksir kurang lebih sebesar Rp3 juta.

Sementara, pemilik lahan panen dari kelompok tani Semangat Karya, Selamet menyampaikan keluhanya terhadap kesetabilan harga yang dialami para petani saat ini. Hal ini menyebabkan petani bawang putih semakin berkurang.

"Sehubungan pasca-panen bawang putih kami berharap di desa kami bisa kembali seperti dulu lagi, dulu disini itu menjadi centra bawang putih Pak, jadi setiap lahan disini ditanami bawang putih semua, tapi kenapa semakin kesini semakin menurun untuk patok harga, harapan kami kalau harga stabil seperti ini insyaalloh tahun depan lebih banyak lagi yang menanam," sebut Slamet.

Menanggapi hal ini, perwakilan dari Kementerian Pertanian Hanang Dwi Admojo menerangkan keunggulan program food estate ini adalah salah satunya untuk mencari solusi terkait persoalan harga. Khusus food estate di Wonosobo dan Temanggung, pemerintah menjembatani petani dan off taker.

“Di situlah fungsi pemerintah, baik pusat maupun daerah hanya sebagai penengah, kita bekerja berdasarkan perjanjian kerjasama yang sudah ditulis disitu berapa harga, nah disitulah pembedanya, sehingga hal yang menjadi permasalahan di petani terkait dengan stabilisasi dan kepastian harga itulah yang diusung oleh program food estate ini, oleh karena itu kami harap Pemkab bersama kami yang di pusat untuk mengawal program tersebut," ucap dia.

Sementara, Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi tehadap program food estate dari Kementerian Pertanian, yang bisa menjadi solusi bagi para petani. Pihaknya meyakini ke depan akan banyak yang mengikuti program ini jika ada kepastian kesetabilan dan jaminan harga. Sehingga program yang menguntungkan tersebut bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani.

"Kalau harga sudah ada kepastian, maka petani saya kira sudah tidak bingung lagi mau menanam apa saja, karena selama ini petani bingung ketika bertemu dengan permasalahan harga, jika ini bisa dijamin,” kata Albar.

1295