Home Regional UMKM Kerajinan Batok Kelapa Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

UMKM Kerajinan Batok Kelapa Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Banyumas, Gatra.com – Meski terdampak pandemi Covid-19, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kerajinan batok kelapa di Kelurahan Penambongan, Purbalingga tetap eksis menjalankan usahanya.

Ketua paguyuban perajin batok kelapa Kelurahan Penambongan, Sutrisno mengatakan permintaan kerajinan batok kelapa masih terus mengalir dari para pembeli yang berasal dari berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Yogyakarta.

Untuk mempertahankan pemasaran di masa pandemi Covid-19, Sutrisno menerapkan berbagai cara. Salah satunya yakni dengan mempermudah pembeli menggunakan sistem online.

Pembeli bisa langsung pesan ke tempat atau melalui pesan WA, dan untuk pembayaran bisa melalui transfer atau cash.

“Kami lebih utamakan saling kepercayaan,” ucapnya, Jumat (25/3).

Untuk menjalankan usahanya, Sutrisno memperkerjakan karyawan sebanyak 6 orang, yang kesemuanya laki-laki. Sementara, batangnya digunakan untuk membuat alat rumah tangga.

“Usaha yang kami jalankan membuat kerajinan yang terbuat dari batok kelapa dan batangnnya, kebanyakan peralatan rumah tangga. Seperti solded, tempat ulekan, ulekan, centong nasi, centong sayur, dan teman-temannya. Untuk harganya antara Rp.3000 sampai Rp50 ribu,” katanya.

Dalam satu bulan, Sutrisno mengaku mendapatkan keuntungan sekitar Rp4 juta - Rp5 juta, setelah dipotong ongkos produksi dan material bahannya. Agar produksinya cepat, Sutrisno juga turun langsung membuat mal atau pola yang kemudian dipotong menggunakan table saw. Dalam sehari, satu pekerja bisa menyelesaikan sekitar 40-50 pcs.

“Semua peralatan yang ada di sini, seperti table saw, gerinda, bor duduk, sebagian merupakan bantuan dari pemerintah. Peralatan mesin ini sangat membantu kami dalam mempercepat produksi kerajinan batok kelapa,” ujarnya, Sutrisno sudah menekuni profesi ini sejak masih kelas 3 SD hingga kini umurnya 51 tahun.

Workshop yang ditempati bersama pengrajin yang lain, menurut Sutrisno merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Purbalingga.

“Workshop baru dua tahun yang lalu diperbaiki Pemkab Purbalingga,” katanya.

“Kami sangat berterimakasih kepada Pemda Purbalingga yang telah memberikan workshop dan peralatannya. Kedepan kami juga minta bantuan pemerintah karena pesanan terlalu banyak dan kami belum sanggup melayani semua permintaan,” ujarnya.

2415