Home Ekonomi Sektor Industri di G20, Upaya Kejar Ketertinggalan dari Negara Maju

Sektor Industri di G20, Upaya Kejar Ketertinggalan dari Negara Maju

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII), Eko S.A. Cahyanto mengatakan bahwa kehadiran sektor industri dalam salah satu working group G20, bertujuan agar Indonesia tidak tertinggal oleh negara-negara maju dalam sektor ini.

"Kita tahu, negara-negara besar di belahan bumi utara itu selalu mendorong, selalu membuat, dan memimpin beberapa aspek dari tidak hanya investasi dan perdagangan, tetapi juga dari sisi industri," katanya dalam acara Media Briefing Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 pada Jumat (25/3).

Menurutnya, selama ini standar-standar baru di sektor industri yang dibuat negara-negara maju itu kerap mempersulit Indonesia. Oleh karenanya, Indonesia mencoba berada di antara negara-negara itu dengan mengusulkan perluasan Working Group G20.

Sebelumnya kelompok kerja G20 ini hanya melibatkan sektor perdagangan dan investasi saja. Dengan adanya perluasan yang diajukan Indonesia, sektor industri pun dilibatkan di dalamnya.

"Ini untuk kita bisa lebih mudah, lebih cepat menyesuaikan itu, tentunya kita harus berada di antara mereka," tegasnya.

Eko menambahkan, lewat isu industri ini, diharapkan bisa membasa kepentingan nasional Indonesia dalam G20. Selain itu, bisa membuat dunia industri diperlakukan lebih adil.

"Kami juga membawa pesan dan amanah dari negara-negara anggota Regional Conference on Industrial Development (RCID) agar negara-negara G20 dan organisasi-organisasi negara maju lainnya bisa memperhatikan apa yang terjadi dan apa yang ada di luar mereka," jelas Eko.

Sesuai dengan tiga pilar Presidensi Indonesia yakni, arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Di sisi arsitektur kesehatan global, Indonesia mengharapkan adanya perbaikan akses kesehatan agar lebih merata ke seluruh negara di dunia.

Sedangkan di sisi tranformasi digital, industri juga sangat membutuhkan intervensi teknologi. Mulai dari proses perencanaan, produksi, hingga distribusinya.

"Di sektor energi, kita tahu bahwa industri ini merupakan pelahap energi yang cukup besar. Ini memang menjadi concern kami semua. Oleh karena itu kami hadir di antara Trade and Investment ini, untuk menjadi bagian dari G20," tegasnya.

50