Jakarta, Gatra.com - Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso sempat menyatakan jumlah investor pada tahun 2021 meningkat tajam hingga mencapai 7,48 juta. Jumlah ini meningkat sebesar 92,99% dari posisi tahun 2020 sebanyak 3,88 juta investor.
Dari total investor saat ini, 80% di antaranya merupakan investor milenial. Di sisi lain, himpunan dana di pasar modal tumbuh sebesar 206% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp363,28 triliun pada tahun lalu.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia khususnya milenial masih membutuhkan pengetahuan terkait cara kerja produk-produk investasi. Literasi keuangan menjadi penting bagi masyarakat agar tidak mudah tergiur oleh narasi berupa keuntungan cepat.
Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhi Purwanto menjelaskan bahwa teknologi mendorong lahirnya produk investasi baru yang semakin beragam. Selain itu, pembelian produk investasi akibat kemajuan teknologi juga sangat mudah dan dengan harga terjangkau.
“Investor ritel perlu mendalami produk-produk ini agar berinvestasi yang sesuai dengan karakter risiko dan tujuan investasi,” kata Manuel dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Jumat (25/3).
Menurutnya, literasi keuangan juga dibutuhkan agar investor ritel mampu melakukan diversifikasi produk yang bersifat spekulasi jangka pendek dengan investasi jangka panjang. Salah satu instrumen investasi yang cukup mudah adalah produk reksadana.
“Nasabah cukup memilih produk reksadana yang sesuai dengan karakter risikonya. Oleh karena itu, penting bagi investor memahami karakter risikonya, apakah termasuk konservatif, moderat atau agresif,” jelasnya.
Di sisi lain, berinvestasi kini semakin mudah, termasuk hanya dengan menggunakan aplikasi, masyarakat bisa berinvestasi kapan saja dan di mana saja. Oleh sebab itu, masyarakat dan calon investor harus memastikan terlebih dahulu, apakah aplikasi yang digunakan legal atau tidak.
“Caranya cukup mudah, karena semua yang terdaftar dan diawasi oleh OJK akan muncul di website resmi OJK. Setelah melakukan pengecekan melalui website resmi OJK, sejatinya cukup banyak aplikasi investasi legal dan resmi, salah satunya adalah Moduit,” ungkap Manuel.
Ia menjelaskan, salah satu metode berinvestasi adalah dengan melakukan secara berkala atau dollar cost averaging. Metode ini penting, mengingat investasi memiliki risiko fluktuasi. Strategi dollar cost averaging bisa meminimalisir risiko ini.
Manuel mencontohkan, nasabah berinvestasi awal sebesar Rp10 juta dan rutin menanamkan investasi Rp1 juta dengan asumsi hasil reksadana saham 14% per tahun. Setelah 17 tahun, nasabah akan memperoleh hasil hampir Rp1 miliar. Kuncinya adalah kesabaran, konsistensi dan money management.
