Home Regional Harga Bahan Pokok Melonjak, TPID Antispasi Kenaikan Inflasi

Harga Bahan Pokok Melonjak, TPID Antispasi Kenaikan Inflasi

Tegal, Gatra.com – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal, Jawa Tengah, mulai mengantisipasi potensi kenaikan inflasi karena melonjaknya harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan. Salah satu upaya yang dilakukan yakni memastikan ketersediaannya di pasar.

Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, mengatakan, permasalahan yang selalu terjadi setiap tahun menjelang Ramadan dan Idulfitri yakni meningkatnya kebutuhan pokok masyarakat yang mengakibatkan kenaikan harga.

"Permasalahan ini perlu diantisipasi," katanya saat High Level Meeting TPID di kompleks Balai Kota Tegal, Rabu (30/3).

Menurut Dedy Yon, langkah antisipasi yang bisa dilakukan pemkot antara lain dengan pemantauan harga, ketersediaan dan kelancaran distribusi kebutuhan pokok di pasar.

"Pemerintah Kota Tegal akan terus menjaga dan memantau ketersediaan bahan pokok serta perkembangan harga agar senantiasa aman dan terkendali," ujarnya.

Dedy Yon meminta Bulog dan Pertamina dapat memastikan ketersediaan bahan pokok, bahan bakar, baik gas maupun BBM, khususnya di wilayah Kota Tegal. Hal ini agar tidak sampai terjadi kelangkaan yang memicu panic buying.

"Masyarakat juga perlu diingatkan agar selalu bijak berbelanja, sesuaikan dengan kebutuhan. Hindari belanja yang bersifat konsumtif dan berlebih-lebihan," tandasnya.

Menurut Dedy Yon, pemkot juga akan melakukan pengawasan makanan dan minuman yang kadaluwarsa atau terindikasi mengandung bahan berbahaya, baik yang dijual di pasar tradisional, supermarket maupun mal. "Mudah-mudahan dengan kerja sama yang baik antara pemkot dan pihak-pihak terkait, kebutuhan pokok masyarakat dapat terpenuhi dengan baik dan aman dikonsumsi," katanya.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Tegal, Rudi Hersetyawan, menyebut harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional sudah mulai mengalami kenaikan menjelang Ramadan.

"Kebutuhan pokok yang harganya sedang naik, yaitu minyak goreng, daging ayam, telur, dan beras. Penyebabnya ada faktor cuaca, budaya menaikkan harga barang, dan petani menunda panen raya supaya harga tinggi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal, M. Taufik Amrozy, memaparkan, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV 2021 tumbuh positif 5,42 % (yoy). Angka itu meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,56 % (yoy), dan lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 5,02%; (yoy).

"Secara umum, peningkatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan investasi dari percepatan pembangunan proyek strategis nasional serta investasi swasta dalam peningkatan kapasitas produksi dan pembangunan pabrik atau gedung. Namun, beberapa komponen tercatat masih di bawah level pra pandemi dan peran Jawa Tengah terhadap perekonomian nasional sedikit menurun," paparnya.

1025