Batam, Gatra.com - Kota Batam. Gugusan Pulau Batam Rempang dan Galang di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini ternyata teramat seksi bagi banyak orang, termasuk banyak negara.
Saking seksinya, meski tahun lalu deraan pandemi covid-19 tergolong parah, banyak orang tak perduli, tak terkecuali sejumlah duta besar negara asing yang sengaja datang melongok Batam, untuk menggelontorkan duit.
Alhasil, sepanjang tahun 2021 itu, sejumlah MoU pun diteken. Yang tergolong bongsor adalah Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandara Hang Nadim senilai Rp6,9 triliun. Tahun ini kerja besar itu sudah mulai berjalan.
Oleh semua yang terjadi itulah maka tak aneh bila ekonomi daerah lain lesu dan bahkan mengalami kepanikan, ekonomi Batam justru menggeliat dan mampu menoreh dan bertengger di angka 4,75 persen.
Capaian ini menjadi yang tertinggi di Provinsi Kepri dan bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Nasional yang hanya 3,43 persen.
Semua ini tak lepas dari upaya yang dilakukan oleh Badan Pengusahaan Batam (BP Batam). Merujuk pada capaian itu, tahun ini Kepala BP Batam yang juga Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, membikin target pertumbuhan ekonomi di angka 6-7 persen.
Tak ujug-ujug lelaki 58 tahun ini memasang target setinggi itu. Melandainya pandemi covid-19, telah membikin pintu masuk wisatawan mancanegara dari Singapura ke Batam, mulai menganga. Ini tentu akan memantik geliat ekonomi yang akan bergerak semakin kencang.
"Saat covid-19 masih tinggi saja, orang sudah ramai datang untuk berinvestasi ke Batam, apalagi sekarang, covid-19 sudah melandai. Wajar dong saya semakin yakin dan optimis dengan target itu," ujarnya.
Keyakinan Rudi tadi nampaknya mulai mpertontonkan hasil yang positif. Dua pekan lalu, Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto menjamu Duta Besar Denmark, Lars bo Larsen di Marketing Center BP Batam.
Lars datang membawa rencana pengembangan Batam New Port, Tanjung Pinggir, Sekupang. "Batam ini sangat strategis, kami optimis sektor industri maritim akan tumbuh, termasuk potensi transhipment," ujarnya.
