Home Sumbagsel Migor Curah Kosong, Komisi IV DPR Minta Pemerintah Buat Kebijakan Pro Rakyat

Migor Curah Kosong, Komisi IV DPR Minta Pemerintah Buat Kebijakan Pro Rakyat

Palembang, Gatra.com - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI hingga kini terus menemukan kelangkaan minyak goreng curah. Pihaknya pun menilai persoalan tersebut berlarut-larut karena kurangnya ketegasan dari regulator dalam menyusun kebijakan.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, mengatakan fenomena kelangkaan komoditas itu masih menjadi perhatian penting bagi pihaknya. Karena itu, pemerintah harus membuat kebijakan yang pro rakyat dalam mengatasi hal tersebut.

“Persoalan minyak ini kami juga terus mencari jalan keluarnya. Salah satunya dengan melakukan pertemuan ke asosiasi produsen minyak dan distributor, tapi hal ini tidak akan menjadi solusi konkrit kalau Mendag-nya saja bilang bingung. Nah, gimana sama rakyat,” ujarnya di Palembang, Kamis (31/3).

Menurutnya, sejumlah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) terkait migor selama beberapa bulan ini dianggap tidak proper terhadap rakyat, seperti rencana pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang malah akan merugikan konsumen.

“Saya setuju dengan terevolusinya 11 kebijakan yang telah dikeluarkan Kemendag sejak awal Januari hingga Maret. Karena itu tidak proper ke rakyat, tak dipikirkan secara matang dan tak sesuai dengan apa yang dibutuhkan dengan masyarakat,” katanya.

Dijelaskannya, pemerintah sebagai lembaga yang memiliki kekuatan untuk membuat kebijakan yang seharusnya berpihak pada rakyat.

“Dan itu barang (migor) kelihatan kenapa tidak bisa disalurkan kepada masyarakat. Lagian kan tak mungkin Indonesia ini sampai harus terjadi kelangkaan minyak,” jelasnya.

Selain kelangkaan, migor curah juga banyak yang dikemas secara premium, namun penjualan tidak menggunakan harga curah atau subsidi.

“Bila masalah ini terus terjadi maka kecurangan seperti ini akan terus berlanjut,” ungkapnya.

Pemerintah terkait bisa dengan segera menyelesaikan persoalan minyak dengan mencari jalan kelur bersama-sama. Mengingat ada masyarakat yang kesulitan selama migor mengalami kelangkaan, bahkan saat ini pelonjakan harga yang dikeluhkan.

“Kenapa saya bilang begitu? Sebab, Senin kemarin saat ke Jogja itu antrian migor curah itu mulai dari pukul 09.00 WIB hingga 14.00 WIB dan itu hanya dapat tiga liter saja. Kemudian di Aceh dan Lampung juga terjadi, ketika saya meminta satgas mengecek, benar saja saat itu stok sedang kosong,” ujarnya.

Di sisi lain dari hasil kunjungannya meninjau pasar Pasar Palimo di Palembang terkait dengan ketersedian bahan pokok menjelang Ramadan tahun ini, sambungnya, untuk stok dan harga sejauh ini masih aman dan stabil, seperti harga bawang merah dan putih, cabai, beras masih aman, belum ada lonjakan yang signifikan.

“Minyak kemasan tidak ada masalah harga kisaran Rp25.000 per liter di pasar tradisional. Nah, yang kita temukan itu minyak goreng curah gak ada, ini yang masih kosong di beberapa tempat,” katanya.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sumsel dan Babel, Eko Hari Kuncahyo, menjelaskan untuk ketersedian bahan pokok di wilayahnya menjelang Ramadan dan lebaran mendatang aman.

“Kamu terus menjaga stok untuk Ramadan tahun ini. Kalau stok migor ada 30 ribu ton saat ini, hanya saja hingga sekarang untuk curah belum dapat, cuma ada kemasan sederhana saja,” katanya.

1214