Home Internasional Ossetia Selatan Siap Referendum untuk Gabung Jadi Wilayah Rusia

Ossetia Selatan Siap Referendum untuk Gabung Jadi Wilayah Rusia

Tskhinvali, Gatra.com - Presiden Ossetia Selatan, Anatoliy Bibilov mengatakan bahwa wilayah itu akan segera menjadi bagian dari Rusia. Bibilov menyatakan bahwa republik itu akan segera mengambil langkah-langkah hukum untuk bergabung dengan Rusia.

“Saya percaya bahwa penyatuan dengan Rusia adalah tujuan strategis kami. Jalan kita. Aspirasi rakyat. Dan kita akan bergerak di sepanjang jalan ini. Kami akan mengambil langkah hukum yang tepat dalam waktu dekat.” ujarnya sebagaimana dikutip dari RIA Novosti, (31/3).

Bibilov menuturkan bahwa kesempatan untuk mewujudkan tujuan yang dia anggap strategis itu sejatinya terjadi pada tahun 2014, ketika Krimea bersatu kembali dengan Federasi Rusia setelah referendum, yang oleh dunia internasional disebut pencaplokan Krimea oleh Rusia. Kemudian pada hari itu, dia mengatakan bahwa republik tidak boleh menunda menyelenggarakan pemungutan suara nasional mengenai masalah ini.

Dia menjelaskan bahwa konstitusi negara itu memungkinkan diadakannya referendum untuk dapat menjadi bagian dari Federasi Rusia, tetapi dirinya menekankan perlunya meminta pendapat rakyat. Dia juga meyakinkan bahwa penyatuan dengan Rusia adalah impian rakyat Ossetia dari sejak lama.

Sementara itu, juru bicara Parlemen Ossetia Selatan Alan Tadtaev menyatakan, wilayah itu sedang mempersiapkan referendum, mereka sangat menginginkannya dan begitu menantikannya. Menurutnya, tidak ada kendala hukum untuk menggelar referendum.

Sekretaris Pers Kepala Ossetia Selatan, Dina Gassiyeva, bahkan mengatakan kapan referendum ini harus digelar. Dirinya menyatakan referendum itu harus dilakukan setelah pemilihan presiden, yang akan diadakan pada 10 April. Gassieva juga mengklarifikasi bahwa semua prosedur yang diperlukan untuk aksesi Ossetia Selatan ke Rusia akan diselesaikan setelah pemilu.

Untuk diketahui, Rusia mengakui kemerdekaan Ossetia Selatan, dan bekas otonomi Georgia lainnya, Abkhazia, pada 26 Agustus 2008 selepas Perang Rusia-Georgia di awal bulan tersebut. Sejak itu, Moskwa telah berulang kali menyatakan bahwa pengakuan kedua republik itu tidak dapat direvisi.

Sejauh ini, Abkhazia telah diakui oleh enam negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sementara Ossetia Selatan diakui oleh lima negara anggota PBB. Namun, Vanuatu telah mencabut pengakuannya terhadap Abkhazia pada tahun 2013, dan Tuvalu juga mencabut pengakuannya terhadap kedua republik ini pada tahun 2014, sehingga jumlah negara yang mengakui Abkhazia dan Ossetia Selatan kini hanya empat negara, yakni Rusia, Nikaragua, Venezuela dan Nauru.

934