Banyumas, Gatra.com – Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar mencanangkan peremajaan pohon kelapa yang dinilai sudah terlalu tua dan tinggi dengan varietas baru yang berumur pendek dengan batang pendek, yakni bibit genjah entok.

Langkah ini dilakukan lantaran gula produksi Wonosobo sudah masuk pasar ekspor dan perlu kontinuitas produksi. Selain itu, peremajaan dengan jenis kelapa genjah juga akan menekan angka kecelakaan penderes.

"Karena ini sudah masuk pasar ekspor, jadi harus dipenuhi beberapa faktor, yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas dan komitmen, sehingga gula semut yang aman dan sehat untuk siapapun ini lebih mendunia dan lebih digandrungi, saya harap adanya perubahan dengan peremajaan dengan mengganti varian kelapa genjah entok," kata Wabup, di Wonosobo, Sabtu (2/4).

Diketahui, gula semut Wonosobo diekspor ke dua negara tujuan, yakni Kanada dan India. Tiap bulan, produksi gula semut mencapai 18-22 ton.

Dari jumlah itu, sebagian diserap oleh pasar dalam negeri, lainnya diekspor. Sebanyak 3 ton diserap untuk pasar dalam negeri, sisanya masuk pasar ekspor.

Wabup Albar juga mengapresiasi generasi milenial yang terjun di bisnis gula semut. Menurut dia, ini akan meningkatkan daya saing, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

"Saya greget sekali, karena para produsen gula semut yang tergabung di Jawa Keren ini adalah petani milenial, kaum muda, karena saat ini mencari petani yang usianya 40 tahun ke bawah itu sangat sulit, namun di sini terlihat cukup cerah karena isinya kebanyakan kaum milenial,” ucap dia.

Dia juga meminta agar perajin dan petani gula terus berinovasi. Di tangan anak muda, usaha gula semut diharapkan akan semakin berkembang dan bermanfaat untuk masyarakat umum.

"Semangat dan greget ini harus terus didorong, karena ini akan memberdayakan semua untuk lebih berdadaya, maju, mandiri dan lebih berdaya saing, sehingga dengan kebersamaan dan kekompakan seperti ini ke depan insya allah apa yang menjadi harapan kita akan terwujud dengan baik," jelasnya.