Karanganyar, Gatra.com - Pembatasan pembelian minyak goreng curah diterapkan distributor PT Vinoli Niaga Indah Karanganyar. Pembeli juga wajib menunjukkan KTP Karanganyar.

Demikian disampaikan Mulyadi, kepala produksi perusahaan itu kepada wartawan saat ditemui di gudang yang beralamat di Jalan Lawu tersebut, Selasa (5/4). Ia mengatakan kiriman migor curah dari pabrik di Semarang tidak lagi lancar sejak mendapatkan subsidi pemerintah. Pernah pasokannya berhenti 10 hari pada beberapa pekan lalu.

Kini, PT Vinoli Karanganyar terpaksa membatasi kuota pembelian. Hanya warga Karanganyar yang boleh membelinya.

"Hari ini belum ada barang. Kemungkinan dalam perjalanan. Sehingga kami memasang tanda migor curah kosong. Supaya pembeli enggak kecele," katanya.

Kali terakhir membuka pembelian migor curah pada Senin (4/4) kemarin, perusahaan ini menjual 20 ton. Jumlah ini menurun drastis dari biasanya sampai 40 ton per hari. Dalam kondisi normal, loket pembelian dibuka di gudang dan melalui agen ke pasar tradisional.

"Sekarang buka di gudang saja sudah habis. Antreannya penuh," katanya.

Harga migor curah yang terpasang di pintu gudang menunjukkan tertib aturan pemerintah. Yakni Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kilogram.

Mulyadi mengatakan, hanya mereka yang ber-KTP Karanganyar boleh membeli migor curah bersubsidi. Tiap transaksi dibatasi maksimal 34 kilogram atau dua jeriken penuh. Para pembeli dari kalangan UKM dan pengecer.

Lebih lanjut dikatakan, PT Vinoli juga menjual migor kemasan. Pencabutan subsidi pada produk ini membuat harganya menjadi mahal. Untuk kemasan ukuran 900 ml seharga Rp21 ribu sedangkan kemasan 1 liter Rp22 ribu. Mulyadi mengatakan, harganya yang mahal membuat penjualan juga lesu.

"Dulu waktu belum ada gejolak, bisa menjual sampai 600 karton. Sekarton isi 12 pcs. Sekarang, sehari bisa jual 300 karton saja sudah bagus. Penurunannya 40% lebih," katanya.