Home Ekonomi Kupang Mulai Terapkan Pembayaran Pajak dan Retribusi Daerah Non Tunai

Kupang Mulai Terapkan Pembayaran Pajak dan Retribusi Daerah Non Tunai

Kupang, Gatra.com - Bupati Kupang, Korinus Masneno membuka kegiatan sosialisasi pembayaran pajak dan retribusi daerah secara non tunai di aula Kantor Bupati Kupang pada Selasa (5/4). Kegiatan ini atas kerja sama Bank NTT melalui aplikasi Kios Pajak dan Agen Dia Bisa.

Dalam arahannya Korinus mengatakan bahwa berbagai upaya konstruktif dan inovatif telah dihadirkan guna memperkuat kapasitas fiskal daerah. Episentrum dari kebijakan ini untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Semuanya dilakukan untuk mengurangi ketergantungan tinggi daerah terhadap dana transfer Pemerintah Pusat. Pembayaran pajak secara non tunai ini dapat dilakukan untuk pungutan pajak dan retribusi daerah, maupun melalui berbagai skenario keuangan lainnya, seperti pinjaman daerah,” katanya.

Selain itu Korinus menyebut, kebijakan melakukan pembayaran pajak dan retribusi non tunai ini untuk memitigasi kelemahan fiskal demi mencapai akselerasi menuju daerah yang progresif.

“Langkah strategis yang telah diambil yaitu ekstensifikasi pendapatan. Hal ini berarti memudahkan wajib pajak dan wajib retribusi melalui metode pembayaran yang efektif yakni sistem pembayaran non tunai Kios Pajak dan Agen Dia Bisa dari Bank NTT,” jelasnya.

Korinus juga menginginkan agar semua pihak dapat menyamakan persepsi untuk memaksimalkan pencapaian target PAD. Pada tahun 2020 PAD yang masuk hanya 73% dari target yang ditetapkan. Namun pada 2021 dengan mengoptimalkan potensi sumber pendapatan melalui hasil sewa Hypermart, PAD Pemkab Kupang melebihi target dengan capaian 102,39%.

“Prestasi seperti ini harus selalu kita kembangkan. Harus kita terus gali potensi yang ada sehingga PAD meningkat. Ini tentunya berdampak positif terhadap belanja pembangunan dan hidup masyarakat,” katanya.

Hambatan-hambatan ini jelas Korinus, dipengaruhi oleh keterbatasan akses wajib pajak terhadap tempat pembayaran. Selain itu, penggunaan fasilitas seperti internet banking belum begitu familiar di masyarakat.

“Ini karena kendala terbatasnya internet. Selain soal internet, masalah lainnya mayoritas masyarakat di pedesaan belum memiliki HP Android. Kalau ada yang memiliki juga, masih belum paham soal mengaplikasi proses pembayaran online ini ,” jelasnya.

190