Home Internasional AS, Inggris, Australia Setuju Bekerja Sama Siapkan Persenjataan Hipersonik

AS, Inggris, Australia Setuju Bekerja Sama Siapkan Persenjataan Hipersonik

London, Gatra.com -  Inggris, Amerika Serikat dan Australia sepakat pada hari Selasa (5/4) bekerja sama untuk menyiapkan persenjataan hipersonik dan kemampuan peperangan elektronik. 

Pernyataan itu diungkapkan kantor Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, menyusul seruan antara para pemimpin aliansi pertahanan baru tersebut, dikutip Reuters, Selasa (5/4).

Aliansi AUKUS yang baru, diluncurkan September lalu, telah mendorong Australia membatalkan kontrak kapal selam konvensional Prancis melalui program kapal selam nuklir yang didukung Amerika Serikat dan Inggris. Kesepakatan itu telah merusak hubungan Australia dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dalam pernyataan bersama, para pemimpin AUKUS Johnson, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa mereka senang dengan kemajuan program kapal selam bertenaga nuklir, yang dipersenjatai secara konvensional untuk Australia, dan bahwa sekutu akan bekerja sama di negara lain. 

“Kami juga berkomitmen hari ini untuk memulai kerja sama trilateral baru pada (prsenjataan) hipersonik dan kontra-hipersonik, dan kemampuan peperangan elektronik,” bunyi pernyataan tersebut.

Amerika Serikat dan Australia telah memiliki program senjata hipersonik yang disebut SCIFiRE, singkatan dari Southern Cross Integrated Flight Research Experiment. 

Pejabat Inggris mengatakan bahwa meskipun Inggris tidak akan bergabung dengan program itu pada saat ini, namun ketiga negara akan bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan di wilayah tersebut untuk memperluas cakupan mereka.

Pemerintahan Biden berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan rudal hipersonik, --bergerak dengan kecepatan lima kali kecepatan suara, karena invasi Rusia ke Ukraina pada Februari telah meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan Eropa.

“Mengingat invasi Rusia yang tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan, dan melanggar hukum ke Ukraina, kami menegaskan kembali komitmen teguh kami terhadap sistem internasional yang menghormati hak asasi manusia, supremasi hukum, dan penyelesaian sengketa secara damai yang bebas dari paksaan,” kata para pemimpin tersebut. 

“Mereka juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap sikapnya “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”

Ditanya tentang kesepakatan kerja sama antara Inggris, Amerika Serikat dan Australia pada senjata hipersonik, Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun pada hari Selasa memperingatkan langkah-langkah yang dapat memicu krisis seperti konflik Ukraina di bagian lain di dunia ini.

"Siapa pun yang tidak ingin melihat krisis Ukraina, harus menahan diri dari melakukan hal-hal yang dapat membawa bagian lain dunia ke dalam krisis seperti ini," kata Zhang kepada wartawan. 

Seperti kata pepatah Cina: Jika Anda tidak menyukainya, jangan memaksakannya pada orang lain.

125