Home Ekonomi Tak Hanya Antarkan Bansos, Petugas Pos juga Lakukan Geotagging, Apa Manfaatnya?

Tak Hanya Antarkan Bansos, Petugas Pos juga Lakukan Geotagging, Apa Manfaatnya?

Jakarta, Gatra.com – Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia, Charles Sitorus, mengatakan, pihaknya bukan hanya bertugas menyalurkan dana bantuan sosial (Bansos) Kartu Sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos), tetapi juga melakukan geotagging.

“Selain menyalurkan dana bansos, ada tambahan pekerjaan yang diminta Kemensos, yaitu harus melakukan geotagging rumah penerima, memotret rumah penerima,” katanya dalam keterangan tertulis diterima pada Kamis (7/4).

Charles menjelaskan, petugas Pos melakukan geotagging sebagai bentuk verifikasi terhadap keluarga penerima manfaat (KPM) dari Basos Kartu Sembako Kemensos. Adapun geotagging adalah “penanda tempat”.

Geotagging berfungsi untuk menandai lokasi di mana foto tersebut diambil. Dengan geotagging akan memudahkan pelacakan dan menemukan informasi mengenai keberadaan lokasi suatu bangunan.

Dalam fungsinya terhadap proses pembayaran dana bansos, geotagging membantu Kemensos melakukan verifikasi data KPM. “Ini sangat bermanfaat bagi Kemensos karena menjadi verifikasi penerima dalam bentuk keadaan perekonomian penerima, situasi, dan posisi penerima,” ujarnya.

Sebagai ujung tombak suksesnya penyaluran dana bansos, lanjut Charles, petugas juru bayar Pos berdedikasi tinggi menunaikan tugas. Mereka menjalankan kewajiban menyalurkan dana dan melakukan geotagging, meski kerap menemui kendala dalam perjalanan menuju rumah KPM.

Beberapa kendala yang dialami petugas juru bayar Pos, yaitu kondisi jalan rusak, berlokasi di pedalaman, pegunungan maupun pesisir pantai. Ada juga yang ketika didatangi ternyata penerima sedang tidak berada di tempat atau telah pindah rumah.

Petugas Pos sedang memoto rumah KPM Bansos untuk geotagging. (Dok. Pos Indonesia)

I Made Suatir, salah satu petugas juru bayar Pos yang bertugas di Kantor Pos Kuta, Bali, membagikan kisahnya dalam melakukan pembayaran dana bansos dan geotagging.

“Saya bertugas melakukan geotagging rumah KPM di Kecamatan Kuta. Per 25 Maret 2022, sebanyak 53 rumah KPM sudah dilakukan geotagging,” katanya.

Capaian Made tersebut tergolong sangat baik. Apa strategi yang dilakukan Made sehingga bisa melakukan geotagging dengan cepat? “Kuncinya itu adalah data yang diterima alamatnya lengkap, hanya dua rumah yang alamatnya kurang jelas. Kemudian, berkoordinasi dengan kepala lingkungan dan ketua RT untuk mencari alamat rumah KPM,” ucapnya.

Saat melaksanakan tugas, Made acap kali bertemu dengan KPM yang kondisi rumahnya jauh dari layak. Mereka tentu saja sangat senang menerima bansos. Satu di antaranya ialah Ni Wayan Simpreg. Janda berusia lanjut ini hidup seorang diri karena tiga anak perempuannya telah menikah dan pindah rumah mengikuti suami.

Yang makin menyedihkan, Ni Wayan dalam kondisi sakit-sakitan sehingga kesulitan datang ke Kantor Pos untuk mengambil dana bansos. Beruntung, petugas juru bayar Pos datang mengantarkan dana langsung ke rumahnya.

Ni Wayan menyambut kedatangan petugas juru bayar Pos dengan penuh suka cita. Rasa haru tampak di wajah rentanya. “Saya senang sekali bisa menerima bansos 600 ribu. Uangnya saya pakai untuk bayar listrik, beli lauk pauk, beras, dan beli obat. Kalau tidak minum obat, saya tidak bisa berjalan,” ungkapnya.

Menerima uang bansos, Ni Wayan bisa merasakan makan dengan layak. Sebab, sehari-hari dia hanya menyantap nasi dengan cabai dan garam. “Terima kasih kepada Pak Jokowi, Kementerian Sosial, dan Pos Indonesia. Dengan bantuan ini saya bisa beli makanan dan obat,” katanya.

817