Home Nasional Peta Politik Pasangan Capres-Cawapres di 2024 Versi SMRC

Peta Politik Pasangan Capres-Cawapres di 2024 Versi SMRC

Jakarta, Gatra.com – Direktur Eksekutif Saiful Mudjani and Research Consulting (SMRC), Sirojuddin Abbas, membeberkan peta politik pasangan calon presiden dan wakil presiden menjelang kontestasi politik di 2024 mendatang.

Sirojuddin menyebut akan ada tiga poros pasangan, yaitu poros koalisi PDIP-Gerindra dengan pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani, poros Golkar dengan pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto, dan poros Nasdem-Demokrat dengan pasangan Anies Baswedan-AHY.

“Selain karena chemistry, juga karena presidential threshold yang cukup tinggi, sekitar 20%,” ujar Sorjuddin dalam tayangan di SMRC TV, Kamis, (7/4).

Sirojuddin menjelaskan bahwa peta politik itu berdasar pada lima faktor. Faktor pertama adalah ideologi. Menurutnya, partai berideologi kebangsaan akan sulit berkoalisi dengan partai berideologi keislaman.

“Dalam hal ini PDIP dan PKS mungkin paling kecil kemungkinannya berkoalisi pada tingkat nasional meskipun mungkin juga pada tingkat lokal seperti di pilkada. Sementara partai-partai lain dapat saling berkoalisi, baik dengan PDIP maupun dengan PKS,” tutur Sirojuddin.

Faktor kedua adalah soal komunikasi antar-elit partai. Sirojuddin mencatat ada beberapa partai yang memiliki jalinan komunikasi buruk satu sama lain. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh tak stabilnya suasana batin antar-pimpinan partai.

“Misalnya antara PDIP dengan Partai Demokrat dan Partai Nasdem, juga antara Partai Nasdem dengan Partai Gerindra. Karena itu kemungkinan kita melihat PDIP ini tidak berkoalisi dengan Demokrat atau Nasdem, sementara Nasdem sendiri mungkin tak bisa berkoalisi dengan Gerindra,” ucap Sirojuddin.

Faktor ketiga adalah kekuatan politis partai-partai tertentu yang menduduki posisi tiga besar nasional saat ini. Ketiga partai tersebut adalah PDIP, Golkar, dan Gerindra. Sirojuddin melihat bahwa partai-partai ini selalu menuntut kadernya untuk maju menjadi capres atau cawapres.

“Oleh karena itu, kita melihat Prabowo, Puan, atau Airlangga akan maju, baik untuk posisi nomor satu maupun dua,” kata Sirojuddin.

Faktor keempat adalah soal intensitas atau keinginan kuat parpol-parpol tertentu untuk mendorong kadernya duduk di kursi nomor satu negara. Dalam konteks ini, Partai Gerindra dinilai yang paling intens mendorong ketua umumnya, Prabowo Subianto, untuk menjadi presiden di masa mendatang.

Sementara faktor kelima adalah soal elektabilitas calon. SMRC mencatat bahwa dari beberapa survei yang mereka lakukan, Prabowo, Ganjar, dan Anies selalu konsisten berada di posisi tiga teratas dengan elektabilitas tertinggi. 

“Jadi sangat mungkin mereka akan dilirik untuk posisi nomor satu,” ujarnya.

Berdasarkan lima faktor itu, Sirojuddin berkesimpulan bahwa ajang pemilu dua tahun mendatang hanya akan menampilkan tiga poros pasangan. Poros koalisi akan menampilkan Prabowo-Puan, poros oposisi akan menunjuk Anies-AHY.

Sementara poros lainnya akan mendorong Ganjar-Airlangga untuk maju. “Bisa juga dibalik karena Airlangga adalah ketum partai, maka Airlangga menjadi nomor satu lalu Ganjar menjadi nomor dua,” tutur Sirojuddin.

329