Home Teknologi Pasokan Bitcoin dan Ethereum Berkurang, Indodax: Kabar Baik, Tingkatkan Harga Aset

Pasokan Bitcoin dan Ethereum Berkurang, Indodax: Kabar Baik, Tingkatkan Harga Aset

Jakarta, Gatra.com - Tersebar kabar bahwa 19 juta keping Bitcoin telah berhasil ditambang dari total maksimum suplai 21 juta. Artinya, total Bitcoin yang bisa ditambang saat ini hanya sekitar 2 juta keping saja.

Kripto peringkat dua, Ethereum (ETH) juga berhasil di-burn sebanyak 2 juta oleh para developer ETH. Tujuannya, untuk meningkatkan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559.

Menanggapi hal ini, CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan bahwa dua momen penting ini tentu akan banyak mengurangi pasokan dari kedua kripto dengan market cap terbesar. Fenomena ini merupakan suatu kabar baik karena berkurangnya pasokan dan tingginya permintaan akan meningkatkan harga suatu aset jika dilihat secara jangka panjang.

“Bitcoin dan Ethereum adalah dua aset kripto yang paling banyak ditransaksikan oleh para investor karena kedua kripto ini lebih populer dibanding kripto lainnya, menduduki peringkat teratas secara market cap di situs Coinmarketcap ataupun CoinGecko dan secara teknologi serta project pun lebih mature sehingga permintaan terhadap kedua kripto ini tinggi,” kata Oscar dalam keterangannya yang diterima pada Jumat (8/4).

Bitcoin dan Ethereum juga sering dibeli oleh para institusi investor. Seperti perusahaan besutan Michael Saylor, Micro Strategy yang baru baru ini memborong Bitcoin senilai Rp1,7 triliun lewat anak perusahaannya, MacroStrategy. Pembelian Bitcoin dalam jumlah besar ini menggunakan pinjaman yang didapat dari bank kripto asal San Diego, Silvergate dengan jaminan Bitcoin sebesar US$205 juta.

Pinjaman yang didapatkan dari menjaminkan Bitcoin yang sudah dimiliki oleh MicroStrategy sebelumnya, ditujukan untuk menambah portofolio sebagai investasi jangka panjang.

Permintaan yang tinggi terhadap kripto, khususnya Bitcoin dan Ethereum juga terjadi karena orang-orang semakin sadar soal teknologi blockchain sehingga banyak negara di dunia yang melonggarkan kebijakan soal kripto sebagai suatu komoditas, alat pembayaran, bahkan devisa negara. Fungsi kripto pun semakin dibutuhkan karena ekosistemnya, seperti NFT, defi dan metaverse yang banyak menggunakan jaringan Ethereum.

Terlebih, adanya momen seperti halving day Bitcoin selama empat tahun sekali, membuat para penambang akan semakin sulit mendapatkan Bitcoin. Faktor Ini juga akan menyebabkan harga Bitcoin semakin naik.

“Orang-orang harus memahami bahwa jika minat dan permintaan akan suatu barang semakin banyak, suplai barang yang ada pun akan semakin berkurang. Sehingga nantinya harga barang pun akan naik. Hukum pasar ini juga berlaku di pasar perdagangan kripto,” kata Oscar.

Oscar menilai, ke depannya Bitcoin dan Ethereum akan semakin banyak diminati mengingat ekonomi digital dunia serta adopsi kripto terus bertumbuh setiap harinya. Apalagi, regulasi negara juga mengizinkan kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum untuk difungsikan selain sebagai komoditas.

Berdasarkan data perdagangan Indodax per Kamis, 7 April 2022 jam 11.00 WIB, harga Bitcoin berada di kisaran Rp623 juta per 1 BTC dan harga Ethereum berada di kisaran Rp45 juta per 1 ETH.

405