Karanganyar, Gatra.com - Berbagai karakter amplop lebaran yang membanjiri pasaran, tak lepas dari kreativitas para desainer grafis. Karya mereka jadi komoditas baru pernak-pernik Idul Fitri.

Arini Zahrotul Jannah, seorang desainer grafis amplop lebaran asal Solo mengatakan karya-karyanya cukup digemari. Ikon-ikon Idul Fitri dipasangnya pada desain seperti ketupat, kubah masjid dan beduk. Ia mengambil gambar-gambar itu dari internet kemudian melakukan customize pada gambarnya. Aplikasi Corel Draw pada komputer dipilihnya membantu mengutak-atik gambar digital.

Satu persatu desain diselesaikannya. Namun pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu menghalanginya untuk memproduksi secara massal.

"Tinggal di print lalu dijual malah pandemi. Akhirnya ditunda. Baru sekarang bisa melanjutkan lagi bisnis yang tertunda. Alhamdulilah enggak terlalu repot menggambar lagi karena sudah dimulai sejak 2019. Sekarang tinggal melayani pesanan. Desain yang ada dibuat di percetakan di art papper. Lalu saya potong dan masukkan ke plastik transparan," katanya kepada Gatra.com, Kamis (21/4).

Karyanya dicetak ke amplop ukuran 7X16 sentimeter. Ukuran ini lebih dipilihnya daripada ukuran lebih kecil. Ia beralasan supaya uang kertas muat didalamnya.

"Kalau yang kecil, uangnya harus dilipat. Sayang kan. Banyak yang cari ukuran pas buat uang kertas," katanya.

Berjualan amplop lebaran dibidik perempuan yang bekerja di sebuah kantor swasta ini. Tradisi membagi uang fitrah membuka kesempatan bagi mereka yang mau mengambil peluang. Terutama desain amplop lebaran yang semakin bervariasi.

Rata-rata desainnya tak melenceng dari selera Arini. Ia kurang menyukai amplop berisi tulisan plesetan. "Misalnya ada tulisan, sebaiknya doa dan yang baik. Pasti masih banyak kok yang nyari," katanya.

Ia menjual Rp12 ribu per pack isi 10 lembar. Harganya sesuai standar pasaran. Katalognya dapat diakses di akun instagram @zj.stusf