Moskwa, Gatra.com - Rusia menanggapi potensi ancaman yang berasal dari angkatan bersenjata Ukraina terkait kemungkinan serangan terhadap jembatan Krimea yang menghubungkan Rusia dengan semenanjung Krimea.

“Pernyataan seperti itu tidak lain adalah pengumuman akan kemungkinan aksi terorisme. Ini tidak bisa diterima," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, sebagaimana dilansir dari Russian Today, Kamis (21/04).

Sebelumnya, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Alexey Danilov, menyatakan bahwa Ukraina akan menghantam jembatan Krimea jika ada kesempatan.

“Jika kami memiliki kesempatan untuk melakukan itu, kami pasti sudah melakukannya. Jika ada kesempatan untuk melakukan ini, kami pasti akan melakukannya,” kata Danilov saat ditanya apakah Ukraina dapat menyerang jembatan Krimea, karena jembatan itu digunakan untuk mengirim bala bantuan Rusia.

Mantan Presiden Rusia dan Kepala Dewan Keamanan Nasional saat ini Dmitriy Medvedev, turut memberikan respons terkait hal ini. Dia menegaskan bahwa Rusia akan memberikan balasan bila aksi terseut dilakukan.

“Salah satu petinggi Ukraina yang keras kepala berbicara tentang perlunya menyerang jembatan Krimea. Saya harap dia mengerti apa saja yang akan menjadi target dari pembalasan kami,” ujar Medvedev.

Untuk diketahui, pembangunan jembatan Krimea atu yang juga dikenal sebagai jembatan Selat Kerch dimulai pada 2016 dan selesai dua tahun kemudian. Proyek infrastruktur bernilai miliaran dolar itu menghubungkan semenanjung Krimea dengan Krasnodar di barat daya Rusia. Jembatan 19 kilometer itu menjadi yang terpanjang di Eropa dan memungkinkan lewatnya mobil dan kereta api.

Jembatan ini telah digunakan oleh Rusia untuk mengangkut kendaraan lapis baja ke wilayah selatan Ukraina di tengah konflik militer yang sedang berlangsung antara Moskwa dan Kyiv.