Home Ekonomi Ekonom: Utang untuk Infrastruktur, Tak Berefek ke Perekonomian

Ekonom: Utang untuk Infrastruktur, Tak Berefek ke Perekonomian

Jakarta, Garta.com - Ekonom senior Awalil Rizky memandang perencanaan utang negara tidak dilakukan secara baik oleh pemerintah saat ini. Dirinya turut menyinggung argumen Pemerintah yang mengklaim penambahan utang dipakai secara produktif.

“Ukurannya bagaimana? Apakah utang meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi? Ternyata kan tidak," kata Awalil dalam diskusi daring bertajuk "Masa Depan APBN dan Warisan Utang Jokowi" yang diadakan Forum Ekonomi Politik Didik J Rachbini, pada Ahad (24/4).

Lebih lanjut, Awalil menyebut proyek-proyek infrastruktur yang pembiayaannya menggunakan utang, seperti jalan-jalan, bandara, bendungan dan lainnya tidak menampakkan dorongan kepada perekonomian.

“Kalaupun tidak ada arus cash langsung ke negara, adalah dorongan kepada perekonomian yang nantinya membuat negara akan dapat. Itu tidak terlihat semua," ujarnya. "Yang disebut produktif, tidak terbukti sejauh ini. Dan tampaknya sulit terbukti di masa depan." tambahnya.

Menurut awalil, utang pemerintah saat ini terbilang rawan. APBN saat ini bukan sebatas defisit, namun angka defisitnya yang cenderung terus membesar.

“Saya khawatir kita tidak lagi bicara jangka panjang, sepuluh atau dua puluh tahun lagi, di satu dua tahun di depan ini saja kita adalah salah satu negara yang sangat rentan dengan utang.” tegasnya.

Sebagai informasi, sebelumnya Kementerian Keuangan merilis laporan pada akhir Februari 2022 yang menyatakan utang pemerintah telah menembus Rp7.014,58 triliun. Adapun rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir Februari berada di angka 40,17 persen. Pemerintah menilai utang Indonesia masih berada dalam batas aman.

154