Home Regional Warga Terdampak Quarry Wadas Mendadak Tajir Melintir, Bantah Isu Kehilangan Mata Pencaharian

Warga Terdampak Quarry Wadas Mendadak Tajir Melintir, Bantah Isu Kehilangan Mata Pencaharian

Purworejo, Gatra.com - Selalu ada cerita menarik saat proses pembayaran ganti untung Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener di Purworejo, Jawa Tengah. Banyak miliarder dan jutawan mendadak karena tanahnya dibeli oleh pemerintah.

Wajah-wajah bahagia pun nampak dari ratusan warga terdampak quarry Desa Wadas yang mengantri untuk mengambil uang dalam bentuk buku tabungan BRI. Seolah berbagai kericuhan dan tekanan yang mewarnai proses pengadaan quarry Wadas terlupakan.

Panitia Pengadaan Tanah (P2T) sengaja memilih Balai Desa Cacaban Kidul yang lokasinya tak jauh dari Wadas untuk lokasi pembayaran guna menjaga kondusivitas. Karena hingga kini, masih ada sebagian warga Desa Wadas yang menolak pengambilan batu andesit di desanya.

Ada 296 bidang yang akan dibayarkan hari ini, Rabu (27/4/2022) dan besok, Kamis (28/4/2022). Lahan tersebut milik 231 warga dengan luas lahan 46,6 hektar. Total uang pembayaran sebanyak Rp355 M. Wajah semringah dan bahagia nampak pada Miswan dan putrinya, Kutsiyah.

Pasalnya, cita-cita mereka untuk dapat naik haji sekeluarga akan segera terwujud dengan cairnya ganti untung tanah milik mereka.

"Bapak dapat Rp8 M, rencananya mau buat naik haji sekeluarga dan beli tanah lagi untuk kami anak-anaknya," kata Kutsiyah yang mendampingi ayahnya.

Warga terdampak quarry itu mengatakan bahwa, yang ganti untungnya banyak adalah tanam tumbuhnya, bukan tanahnya.

"Tanah saya memang banyak tanaman karet, sonokeling, kopi, cengkih, aren dan mahoni. Jadi harga tanamannya mahal," tambah Miswan.

Ayah dan anak itu kompak mengatakan tak tertarik membeli mobil, meskipun beberapa sales mobil nampak wara-wiri membagi brosur.

"Kalau mobil nanti rusak mahal biayanya. Harganya juga turun, kalau tanah kan bisa kami pakai bercocok tanam lagi," ujar Kutsiyah yang diamini ayahnya.

Warga lain, Sri Mulyani yang mendapat ganti untung Rp3 M pun mengaku sangat senang karena bisa membeli tanah di lain tempat.

"Sebagai warga terdampak saya ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu percepatan ganti untung ini. Karena kami merasa dibantu dalam proses sampai pembayaran ini banyak yang menyuport. Wacana ini kan sudah lama sejak tahun 2017-2018, alhamdulillah hari ini ada kejelasan. Jadi kami lega, nggak bertanya-tanya lagi," tutur pemilik tanah terdampak quarry seluas 5.000 m2 ini.

Ia pun menampik berbagai propaganda yang dilontarkan pihak kontra quarry bahwa nanti tanahnya akan hilang, akan kehilangan mata pencaharian.

"Uang ganti untungnya kan untuk beli tanah lagi, bisa tetap bercocok tanam. Justru kami malah bersyukur dapat tanah di dataran yang landai, kalau ke tegalan (ladang) tidak perlu naik-naik (perbukitan), medannya sulit. Selama ini ya saya memang jarang ke tegalan di Wadas, jauh dan susah tempatnya," tutur Sri.

Sama seperti orang lain yang mendukung PSN Bendungan Bener, Sri Mulyani, Miswan dan Kutsiyah mengatakan, sebagai warga negara yang baik tentunya mendukung program pemerintah. Mereka ingin mendapatkan manfaat dari bendungan, baik manfaat ekonomi (ganti untung) maupun manfaat bendungan.

1066