Home Gaya Hidup Sambut Libur Lebaran, Produk Ikon Yogyakarta Goda Wisatawan dengan Konsep Baru

Sambut Libur Lebaran, Produk Ikon Yogyakarta Goda Wisatawan dengan Konsep Baru

Yogyakarta, Gatra.com - Produk fesyen ikon Yogyakarta, Dagadu, siap menyambut wisatawan di musim libur Lebaran kali ini. Sebagai bentuk upaya bangkit dari pandemi, Dagadu menyiapkan sejumlah konsep baru seperti produk dan desain anyar hingga gerai yang menggandeng mitra dari luar dunia fesyen.

Selain itu, seperti dijelaskan Direktur PT. Aseli Dagadu Djokdja Mirza Arditya, Dagadu juga melirik pasar fesyen internasional dengan mengusung konsep ramah lingkungan.

“Sejak 1994 kami bermain di produk kaos. Kami sudah bosan dan itu kami anggap gampang. Kami ingin melebarkan sayap dengan terjun ke pasar fesyen internasional," kata Mirza saat pembukaan gerai keenam Dagadu di Daerah Istimewa Yogyakarta, ‘Dagadu Mangkubumi’, Sabtu (30/4).

Ia menyatakan Dagadu juga telah melahirkan merek baru 'DGD’ yang mengusung konsep fesyen yang mengeksplorasi budaya dan alam Indonesia untuk diperkenalkan ke dunia. Dengan demikian, Dagadu tidak hanya menjadikan Yogyakarta sebagai konsep produk.

Karena itu, tim Dagadu diminta untuk mendalami berbagai kebudayaan di Indonesia untuk mengetahui ciri khas setiap budaya untuk dituangkan dalam desain produk.

“Tim kami beri kebebasan mencari ide dengan jalan-jalan ke mana saja. Tidak hanya di belakang meja. Kalau di bisnis kaos, kami menilai itu terlalu gampang karena kami adalah pemain lama yang sudah 28 tahun hadir sebagai produk lokal Yogyakarta,” lanjut Mirza.

Tidak hanya itu, selain bermain di segmen kaos, Dagadu juga memperluas bisnis fesyen dengan memproduksi jaket, kemeja flanel, tas, serta berbagai pernak-pernik busana sebagai produk wisata lokal saat berkunjung ke Yogyakarta.

Selain enam gerai di Yogyakarta, saat ini tiga gerai Dagadu sudah dibuka di Jakarta, Malang, dan Surabaya.

Menurut Mirza, selain konsep ide dan kreativitas yang original, Dagadu bisa bertahan karena berkolaborasi dengan para produsen kaos lain di kawasan wisata Yogyakarta. Pembajakan yang dulu menimpa Dagadu tidak dilawan dengan kekerasan, melainkan dengan kerjasama.

Sejak berdirinya hingga lima tahun lalu, produk Dagadu hasil jiplakan pedagang kecil beredar di berbagai kios di objek wisata. Tak ingin mematikan bisnis kecil, Dagadu pun mengedukasi para pembajak tersebut tentang hak cipta dan mengajari soal ide, konsep desain, dan cetakan.

“Mereka bukan pesaing, tapi rekan dalam membesarkan wisata Yogyakarta. Ini supaya Yogyakarta dan Dagadu tidak mendapat imej jelek di masyarakat. Ini tentunya membuat kami harus keluar dari zona nyaman untuk bisa terus bertahan,” lanjutnya.

Kehadiran gerai keenam di masa libur Lebaran ini menurut Mirza mengusung konsep berbeda. Tidak hanya menyediakan produk fesyen, melainkan juga dilengkapi kedai kopi kekinian ‘Lokio’--yang dalam bahasa Italia berati mata.

Di gerai ini, untuk pertama kalinya Dagadu Djokdja menghadirkan kedai gelato, Dagadu Gelato by Massimo yang telah lama dikenal di Bali. "Dengan berbagai terobosan ini, di usia 28 tahun ini, kami ingin tampil muda dan menggoda," kata Mirza.

136