Home Gaya Hidup Tradisi Apem Sewu Sambut Syawalan di Mojogedang

Tradisi Apem Sewu Sambut Syawalan di Mojogedang

Karanganyar, Gatra.com- Rayahan apem sewu di Desa Gentungan Kecamatan Mojogedang Karanganyar, Jateng menandai tradisi syawalan oleh masyarakat setempat. Gunungan makanan dari kue beras itu diperebutkan usai dikirab keliling kampung.

Lebih menarik lagi, masyarakat tak sekadar ingin mendapatkan kue apem. Namun juga lembaran uang tunai yang diselipkan ke gunungan. Uang tunai itu mulai nominal Rp10 ribu sampai Rp100 ribu. Mereka yang beruntung mendapatkan uang, bisa tersenyum lebar. Namun bukan berarti tanpa hadiah bonus itu masyarakat pulang dengan tangan hampa. Kue-kue apem yang diperolehnya dari rebutan gunungan diyakini membawa berkah. Baik disantap maupun ditabur ke kebun supaya hasil panen melimpah.

Ketua Pengelola Desa Wisata Lembah Dungde, Gentungan, Mulyono mengatakan, Tradisi Gunungan Apem Sewu ini merupakan kedua kali digelar warga Desa Gentungan, Karanganyar.

"Ini kedua kalinya kita gelar, Terakhir itu 2021 usai lebaran juga, kita berangkat dari konsep desa wisata. Jadi kalau bicara desa wisata bukan cuman obyeknya, tapi termasuk masyarakat harus digarap. Nah kalo desa wisata itu kan pasti ada budaya dan sejarah," ungkap Mulyono, Minggu (8/9).

Mulyono menambahkan, penyelenggaraan tradisi ini dalam rangka melestarikan budaya Jawa yang dilakukan setiap usai hari raya Idul Fitri.

Dipilih gunungan apem sebagai tradisi yang dilestarikan ini, lantaran apem memiliki filosofi bahwa setelah menekan hawa nafsu selama sebulan puasa, maka perlu adanya silaturahmi antar sesama untuk saling memaafkan.

Kepala Desa Gentungan, Suwito mengatakan kegiatan ini juga bagian dari upaya memberdayakan potensi masyarakat. “Dengan kegiatan ini pasar bisa bergulir lagi, warga bisa berdagang hasil bumi, hasil ternak dan sebagainya sehingga perekonomian masyarakat juga bisa terus berkembang,” imbuhnya.

Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto dalam sambutannya meminta warga Gentungan menjadi marketing bagi desanya. Warga bisa menyebarluaskan informasi tentang potensi desanya melalui relasi dan media sosial yang mereka miliki.

“Warga harus ikut menjadi marketing untuk mempromosikan potensi desanya,” ujar Rober yang ikut menyelipkan beberapa lembar uang tunai pecahan Rp50.000 di antara apam-apam pada gunungan sebelum diperebutkan warga.

1436

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR