Home Kebencanaan Sepanjang Ramadan, ACT Salurkan Bantuan Ke 15 Negara

Sepanjang Ramadan, ACT Salurkan Bantuan Ke 15 Negara

Jakarta, Gatra.com- Sebanyak 1.064.855 jiwa di 15 negara mendapat saluran bantuan kedermawanan dari program Aksi Cepat Tanggap (ACT) sepanjang bulan ramadan 1443 H lalu.

Vice President ACT Dwiko Hari Dastriadi, menyebut dalam laporannya, bahwa bantuan kedermawanan telah tersampaikan kepada para penerima manfaat lewat berbagai program kemanusiaan.

Untuk penerima dalam negeri, kedermawanan tersampaikan lewat program sajian iftar, sahur, paket pangan warga prasejahtera, paket pangan Ramadan, beras zakat fitrah, santunan tunai zakat fitrah, serta paket pangan untuk dai.

"Selain itu, ada juga paket pangan untuk guru, Beras Wakaf gratis, bantuan mushaf Al-Qur’an, paket pangan lebaran, Humanity Food Truck, dan Humanity Food Bus," ujar Dwiko dalam keterangannya, Kamis (12/5).

Sementara untuk penerima luar negeri, ACT fokus menyalurkan pada penerima yang tengah dilanda krisis di negaranya selama Ramadan. Mulai dari krisis pangan, air bersih, kesehatan, dan kurangnya peralatan peribadatan.

“Aksi yang dilakukan pun beragam, sesuai dengan kebutuhan saudara kita di sana. Mulai dari bantuan logistik, pembangunan Sumur Wakaf, pembagian air bersih melalui Mobile Water Tank, bantuan pangan siap saji untuk sahur dan berbuka, hingga distribusi mushaf Alquran," tutur Dwiko.

Lebih lanjut, untuk penerima luar negeri, Dwiko menyebut ada 14 negara yang telah terjangkau bantuan ACT selama Ramadan. Di antaranya yaitu untuk masyarakat Palestina, pengungsi di Yaman, Suriah, Lebanon, dan Afghanistan. Kemudian juga untuk pengungsi Rohingya di Myanmar dan Bangladesh, pengungsi Uighur di Turki, serta minoritas muslim di Kamboja.

Bantuan kemanusiaan juga sampai ke negara-negara di Benua Afrika. Di antaranya yaitu Somalia, Mali, Kenya, Ghana, dan Gambia. Untuk masyarakat Afrika, bantuan didominasi distribusi mushaf Alquran.

"Palestina menjadi negara dengan jumlah aksi dan penerima manfaat terbanyak. Selama Ramadan ini, masyarakat di sana telah menghadapi berbagai kesulitan. Dari mulai krisis air bersih dan kemiskinan yang semakin parah, dan ditambah adanya sejumlah serangan di Yerusalem" katanya.

57