Home Regional Yogya Darurat Sampah Berakhir, Warga Tetap Tuntut TPST Piyungan Tutup 2025

Yogya Darurat Sampah Berakhir, Warga Tetap Tuntut TPST Piyungan Tutup 2025

Bantul, Gatra.com - Sesuai kesepakatan pada Rabu sore (11/5), akses masuk ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan dibuka warga. Meski mengakhiri darurat sampah, warga tetap menutup TPST Piyungan tutup permanen pada 2025.

Blokade akses masuk resmi dibuka pukul 08.30 WIB dan langsung dimasuki puluhan truk pengangkut sampah yang antre panjang sejak pagi.

"Mewakili warga, kesepakatan ini bentuk tepo seliro (tenggang rasa) warga. Karena kalau minta ditutup permanen tidak mungkin langsung saklek," kata Koordinator 'Banyakan Menolak Banyakan Melawan' Herwin Arfianto, Kamis (12/5), usai pembukaan blokade.

Namun pihaknya berjanji warga akan tetap mengawal delapan poin yang telah disepakati dengan Pemda DIY, termasuk soal penutupan permanen TPST pada 2025.

Dari delapan poin, poin kelima menyepakati pembuangan sampah masih diperbolehkan di zona A dan B. Jika nanti kedua zona itu penuh, pembangunan diperkenankan ke lahan transisi seluas 4,2 hektar.

"Namun itu hanya sampai 2025. Jika saat itu masih ada aktivitas pembuangan sampah, kita setop dan kita minta pindah entah ke mana. Mau tidak mau harus pindah," lanjut Herwin.

Meski menyadari tidak akan ada kompensasi berbentuk materi dari Pemda DIY ke warga, Herwin berharap pemulihan lingkungan, kesehatan, dan pemenuhan air bersih bagi warga harus diprioritaskan pemerintah.

"Pemulihan lingkungan itu juga termasuk pengelolaan air lindi yang dibuang ke sungai kecil timur dusun Banyakan. Pengelola menjanjikan pengelolaan air lindi bakal beroperasi Juli ini," katanya.

Kepala Balai Pengelolaan Sampah DLH DIY, Jito kepada Gatra.com di lokasi mengatakan, pihaknya membatasi armada yang akan membuang sampah usai pembukaan blokade.

"Jika kondisi normal setiap hari armada yang masuk mencapai 350 rit (pulang-pergi), hingga tiga hari ke depan kita akan atur. Kota Yogyakarta dan Sleman sudah kita imbau untuk tidak mengirim dulu. Nunggu tempatnya Selo," jelasnya.

Secara teknis, Jito belum bisa menyampaikan jumlah pembatasan itu. Jika menggunakan dump truck, pembongkaran bisa dilakukan cepat. Namun berbeda dengan angkutan kecil karena butuh waktu lebih lama.

"Seluruh sampah yang masuk nanti akan kita arahkan ke zona A dan B yang kemudian diratakan," ungkap Jito.

180