Home Politik Warganet Buka Polling di Twitter, Adian Napitupulu Menang Atas Erick Thohir

Warganet Buka Polling di Twitter, Adian Napitupulu Menang Atas Erick Thohir

Jakarta, Gatra.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Adian Napitupulu menang telak dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam polling pemilihan presiden (pilpres) yang diselenggarakan oleh warganet Twitter, Jumat, 13 Mei 2022 pukul 19.03 WIB.

 

Dalam polling tersebut, akun Twitter @Leonita_Lestari menuliskan keterangan, “Bila hari ini adalah pilpres, siapakah yang akan anda pilih bila calonnya adalah: 1. Erick Thohir 2. Adian Napitupulu”.

 

Dalam polling yang diikuti oleh 2.185 pemilih itu, Adian Napitupulu memperoleh 67,1% suara sementara Erick Thohir memperoleh 32.9% suara dalam pemantauan Sabtu, 14 Mei 2022 pukul 20.55 WIB.

 

Ada warganet yang menyebutkan bahwa baik itu Adian Napitupulu maupun Erick Thohir adalah pilihan yang sama-sama mumpuni karena keduanya memiliki rekam jejak baik. Akan tetapi, tidak pula warganet yang menduetkan keduanya di kontestasi Pilpres 2024 sebagai capres dan cawapres. Mereka menilai keduanya mempunyai kelebihan untuk membangun indonesia lebih baik pasca kepemimpinan Jokowi.

 

Akun @mariaty_iben mengatakan, “Adian adalah pejuang di jalan. Kalau jadi pejabat, sulit beliau melihat kondisi di bawah. Bagusnya bergandeng ET (Erick Thohir) sebagai wapres”.

 

Sementara itu, akun @zkip mengatakan, “Pilihan yang sulit-sulit gampang. Gini aja deh, saya pilih kedua-duanya. Bang Adian sosok aktivis yang sangat cinta tanah air, selalu memberikan kekuatannya untuk rakyat. Mas Erick Thohir menteri BUMN yang saat ini juga ingin membangun Indonesia. Keduanya JOZZZZ”.

 

Akun @Leonita_Lestari juga melakukan polling dengan kandidat berbeda. Nama-nama yang diajukan di antaranya Ganjar Pranowo-Sri Mulyani dan Budiman Sudjatmiko-Airlangga Hartarto.

 

Hasilnya, Ganjar ungguli Sri Mulyani dengan 61.9% , sementara Budiman meraih 96,4% suara.

 

Di akhir, akun @Leonita_Lestari menuliskan, Pooling ini tidak mewakili apapun karena bukan survey dengan metodologi tertentu.

 

"Polling ini juga tak diperuntukkan bagi sebuah referensi apapun selain hanya 'tes ombak' seberapa menjual nama-nama yang disediakan oleh sistem politik kita," tutur akun tersebut.

204