Home Internasional PBNU dalam Forum Loga Dunia Islam: Mari Transformasikan Pola Pikir Umat

PBNU dalam Forum Loga Dunia Islam: Mari Transformasikan Pola Pikir Umat

Riyadh, Gatra.com - Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, diundang dan hadir sebagai salah seorang pembicara utama dalam “Forum on Common Values among Religious Followers'' atau Forum tentang Nilai-nilai Bersama diantara Para Pengikut Agama, prakarsa Rabithah ‘Alam Islami (Liga Dunia Islam), di Riyadh, Arab Saudi (11/5). 

Forum itu dihadiri juga oleh tidak kurang dari 150 orang pemimpin berbagai agama dari seluruh dunia. Selain Ketua Umum PBNU, hadir pula dari Indonesia Dr. Hidayat Nurwahid, yang bertindak sebagai salah seorang peninjau dalam forum tersebut. 

“Bagi saya, ini adalah harapan pribadi yang secara kebetulan dipenuhi oleh Yang Mulia Syaikh Al Issa,” Ketua Umum PBNU dalam pidatonya, sebagai ungkapan terima kasih kepada Sekjen Rabithah ‘Alam Islami, Muhammad bin Abdul Karim Al Issa.

“Tahun lalu (2021) saya berpidato dalam International Religious Freedom Summit di Washington, DC, membicarakan pentingnya mengidentifikasi nilai-nilai yang sudah kita pegangi bersama sebagai landasan dialog dan kerjasama antar agama. Dan hari ini kita berkumpul untuk keperluan itu,” kata Yahya.

Ia kemudian memaparkan bahwa langkah lanjutan dari upaya tersebut adalah membangun strategi bersama untuk mentransformasikan pola pikir ummat beragama. “Masih banyak kalangan ummat beragama yang memandang hubungan antar agama sebagai kompetisi politik, sehingga agama diperalat sebagai senjata politik untuk memperebutkan kekuasaan. Pola pikir ini harus diubah karena akan merusak harmoni sosial diantara kelompok agama yang berbeda-beda dan memustahilkan kelompok-kelompok yang berbeda itu hidup berdampingan secara damai.”

Dalam pidato pembukaannya, Sekjen Rabithah ‘Alam Islami menegaskan bahwa tujuan forum itu adalah untuk membangun bersama visi berkeadaban untuk mengkonsolidasikan nilai-nilai moderasi dalam masyarakat, menangkal ancaman pemikiran ekstrim antar kelompok serta mengubah konflik yang tercipta diantara agama-agama dan lingkungan-lingkungan budaya yang berbeda, menjadi kesepahaman, kerjasama dan solidaritas.

Seusai acara, Sekjen Rabithah ‘Alam Islami mengundang Ketua Umum PBNU untuk melakukan pertemuan pribadi. 

 

44