Pati, Gatra.com – Warga Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kembali sumringah lantaran pada tahun ini tradisi Sedekah Laut kembali diperbolehkan untuk digelar, setelah dua tahun lamanya ditiadakan.

Nampak warga berpakaian adat memadati jalan menuju balai desa untuk mengikuti prosesi sedekah laut menuju balai desa. Sebuah miniatur kapal berisi sesaji terlihat dikirab. Sesaji itu nantinya dilarung ke tengah laut sesuai kearifan lokal yang telah mengakar sejak tempo dulu.

Ketua Panitia, Ridwan Djamari, mengatakan, larung sesaji itu di antaranya berisi pisang raja, kepala kambing, degan hijau, dan kembang setaman.

"Itu isinya, kita tinggal mengikuti tradisi nenek moyan. Kita tinggal ikuti saja. Dulu malah ada kepala kerbau. Ini merupakan tradisi tahunan nelayan Desa Bendar," ujarnya, Minggu (15/5).

Selain itu, seabrek hiburan rakyat turut menyemarakkan helatan tahunan tersebut. Terlebih, selama dua tahun lamanya warga dipaksa "puasa" pentas pertunjukan.

"Ada bermacam hiburan, orkes dangdut, ketoprak, barongan, voli, sepakbola. Ini sifatnya pendukung untuk memeriahkan acara Sedekah Laut yang selama dua tahun ini tidak ada," terangnya.

Adanya sedekah laut, ia berharap, agar seabrek persoalan yang mendera nelayan bisa segera diringankan oleh Tuhan YME.

"Kondisi nelayan kurang membaik. Hanya 30 persen yang baik (hasil tangkapan ikan), sementara 70 persen nelayan lain kondisinya kurang baik. Hasil tangkap ikan, tidak sebaik yang dulu. Setelah pandemi ini hasilnya berkurang drastis ini," bebernya.

Kondisi tersebut diperparah dengan Peraturan Pemerintah (PP) 85 Tahun 2021. "Pajak terlalu berat, terlebih biaya untuk melaut nelayan sudah tinggi. Apalagi ada banyak nelayan asing yang memakai pukat harimau di daerah Papua, yang merupakan wilayah penangkapan ikan teman-teman nelayan," imbuh Djamari.

"Harapannya dengan adanya sedekah dalam Sedekah Laut ini, semoga ada kemurahan dari Allah dengan memberikan rezeki yang banyak kepada teman-teman nelayan," katanya.