Home Ekonomi Mudik Lebaran Dorong Geliat Ekonomi Indonesia

Mudik Lebaran Dorong Geliat Ekonomi Indonesia

Jakarta, Gatra.com– Wakil Kepala Badan Moneter Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Aviliani menilai kebijakan pemerintah yang telah mengizinkan masyarakat untuk melakukan mudik sebagai suatu yang positif bagi pengusaha dan pelaku ekonomi.

"Karena memang kita melihat dengan tidak adanya PPKM, adanya pelonggaran yang cukup besar, itu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dan ternyata memang terbukti," katanya dalam diskusi daring yang digelar FMB9 bertajuk "Uang Beredar, Ekonomi Berputar" pada Selasa (17/5).

Aviliani menyebut adanya pelonggaran ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dengan perputaran uangnya besar.  Bahkan selama periode lebaran tahun ini, jumlah okupansi perhotelan meningkat 70%. Demikian pun pada konsumsi makanan dan minuman.

Hal ini, kata Aviliani, membuat penguasaha merasakan dampak positif yang signifikan dari kebijakan mudik tahun ini. "Jadi banyak pengusaha yang merasakan ada pertumbuhan yang signifikan, memang tidak seperti tahun 2019 kemarin. Dan pertumbuhan ini akan terakselerasi sampai akhir tahun," jelasnya.

Selain itu, tambah Aviliani, masyarakat sendiri memiliki ekpektasi terkait pertumbuhan ekonomi akan membaik ke depan. Sehingga keberanian untuk membelanjakan uang yang ada di bank itu terbukti.

Jadi ekpektasi terhadap indeks kepercayaan konsumen itu penting. "Hal ini terbukti ketika mereka yakin membelanjakan uangnya, dan ini terbukti," tegasnya.

Asisten Sekretariat Daerah DIY bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana (GATRA/Dok FMB9)
 
 

Salah satu daerah yang menjadi tujuan pemudik sekaligus wisata adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini  mendatangkan berkah dan dampak yang positif bagi seluruh insan pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif di wilayah DIY.

Asisten Sekretariat Daerah DIY bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana menuturkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah tujuan pemudik sekaligus wisata. Ia mengungkapkan setiap kali lebaran, penduduk Jogja bertambah hingga jutaan jiwa.

"Bicara jumlah tambahan penduduk Jogja selama Lebaran, ini sekitar 1,3 sampai 1,5 juta jiwa," kata Tri. Dengan tambahan jumlah penduduk tersebut, ia memprediksi, perputaran uang di Jogja bisa mendekati Rp2 triliun dibandingkan hari-hari biasanya.

"Kemudian pusat-pusat oleh-oleh juga rame, tempat-tempat wisata juga rame. Kemudian saling kunjung-mengunjungi, makan-makan, minum-minum, saling memberikan angpao. Ini yang membuat gairah ekonomi kita semakin baik," kata Tri. 

Ilustrasi okupansi hotel. (GATRA/Rahma Novita/tss)

Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Teuku Riefky menilai perputaran uang selama lebaran ini merupakan sinyal positif terhadap perekonomian.  Menurutnya, hal ini didorong oleh beberapa faktor.

Pertama, karena trend up demand yang terjadi setelah masyarakat memiliki mobilitas yang terbatas selama dua tahun terakhir. 

Kedua, momentum Ramadan dan Lebaran yang memang selama periode prapandemi ini menjadi momen signikal pertumbuhan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonominya paling tinggi di quartal tersebut.

"Jadi kita lihat ini memang kombinasi berbagai faktor juga terus didorong oleh insentif serta stimulus pemerintah. Sehingga ini membuat confidence masyarakat tumbuh," ungkapnya.

Selain itu, Teuku juga menggarisbawahi pertumbuhan positif ini juga didorong oleh kebijakan pemerintah dari sisi kesehatan seperti vaksinasi. Sehingga hal ini membuat kepercayaan masyarakat bisa berkelanjutan.

"Kalau kita lihat pola pemulihan ekonomi, sebetulnya pola pemulihan ekonomi ini sudah terbentuk beberapa kali selama pandemi. Namun memang tidak dibarengi dengan aspek kesehatan yang memadai sehingga setiap kali ekonomi itu dibangun, kemudian kasus naik," terangnya.

Terkait pertumbuhan ekonomi yang cukup baik belakangan ini, Teuku mengapresiasi kebijakan pemerintah menginzinkan mudik dan pulang kampung bagi masyarakat selama lebaran. Sehingga perputaran uang tidak hanya terjadi di perkotaan, namun juga terjadi di daerah.

63

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR