Home Ekonomi Ekspor RI Naik 47,76% yoy, Sektor Manufaktur Masih Memimpin

Ekspor RI Naik 47,76% yoy, Sektor Manufaktur Masih Memimpin

Jakarta, Gatra.com – Ekspor Indonesia pada April 2022 tercatat sebesar US$27,32 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya serta tumbuh sebesar 47,76% (year on year). Ekspor migas dan nonmigas sama-sama mengalami pertumbuhan yang tinggi yaitu sebesar 48,92% dan 47,7% (yoy).

“Potensi penguatan nilai ekspor masih akan terus tinggi seiring tren positif harga komoditas di pasar global yang diperkirakan masih berlanjut ke depannya. Hal ini juga terus diimbangi dengan baik oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten kuat. Ini bukti nyata perbaikan struktur ekonomi yang fundamental,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam pernyataan yang diterima Gatra.com, Rabu (18/5).

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Kembali Naik, Lampaui Korea Selatan dan China

Ekspor sektor manufaktur sebagai komponen penyumbang tertinggi ekspor nonmigas tetap tumbuh secara konsisten, dengan pertumbuhan tahunan nyaris 30 persen yaitu 27,92% (yoy). Sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dalam perekonomian, terutama dari sisi penciptaan lapangan kerja. Perbaikan sektor ini terpantau sejalan dengan penyerapan tenaga kerja pada Februari 2022.

“Arah kebijakan Pemerintah akan terus menggalakkan ekspor yang bernilai tambah tinggi dengan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia,” imbuh Febrio.

Beberapa contoh produk tersebut adalah besi, baja dan feronikel sebagai olahan mineral kini mulai menopang ekspor Indonesia dengan pertumbuhan yang pesat. Prioritas hilirisasi SDA Pemerintah adalah tambang dan mineral (nikel hidrat, besi, dan baja), CPO (margarin, sabun mandi), migas, dan Batubara (etilena, propilena, dan lain-lain).

Baca Juga: Investasi Industri Manufaktur Tembus Rp103,5 Triliun Naik 17% pada Triwulan I-2022

Sementara itu, impor Indonesia di April 2022 tercatat tetap kuat meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya pada US$19,76 miliar, atau tumbuh sebesar 21,97% (yoy). Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih tumbuh pesat sebesar 88,48% (yoy) dan 12,47% (yoy). Sedangkan berdasarkan penggunaannya, pada April 2022, impor bahan baku/penolong, barang modal, dan barang konsumsi masih bertumbuh positif dan kuat sebesar 25,51% (yoy), 15,16% (yoy), dan 4,21% (yoy).

“Peningkatan impor barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat. Sementara peningkatan pada impor bahan baku dan barang modal mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas industri di dalam negeri salah satunya didorong perbaikan iklim industri domestik. Hal ini juga seiring dengan angka PMI Manufaktur Indonesia yang semakin ekspansif,” tambah Febrio.

Kinerja ekspor dan Impor Indonesia di April 2022 ini menunjukkan kondisi yang lebih positif dibandingkan bulan dan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Surplus neraca perdagangan pada April 2022 tercatat US$7,56 miliar, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat surplus US$4,54 miliar. Kondisi ini melanjutkan tren surplus selama 24 bulan berturut-turut. Selain itu, surplus tersebut juga merupakan surplus tertinggi sepanjang sejarah mengalahkan rekor pada Oktober 2021 yang tercatat US$5,74 miliar.

Baca Juga: UKM Manufaktur Terus Bertahan Walau Digempur Pandemi

Surplus neraca perdagangan yang tinggi akan berdampak semakin positif bagi PDB Indonesia di kuartal II 2022. Selain itu, hal ini juga turut menopang stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah tekanan risiko global sehingga menjadi bantalan stabilitas ekonomi Indonesia.

“Bila dibandingkan dengan 2021, maka arah penguatan 2022 diperkirakan jauh lebih baik. Hal ini disebabkan kondisi surplus neraca perdagangan yang lebih besar, serta pandemi yang semakin mengarah ke endemi yang memperkecil hambatan mobilitas,” tutup Febrio.

56