Home Ekonomi Sesuai Instruksi Jokowi, Pemerintah Tak Lagi Fokus ke Usaha Mikro & Kecil

Sesuai Instruksi Jokowi, Pemerintah Tak Lagi Fokus ke Usaha Mikro & Kecil

Bantul, Gatra.com – Menargetkan pertumbuhan satu juta usaha kelas menengah di 2024, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tidak akan lagi fokus pada usaha mikro dan kecil. Bantuan akses permodalan akan difokuskan ke usaha kelas menengah.

“Sesuai instruksi Presiden, kita diminta menumbuhkan satu juta wirausaha menengah baru penggabungan dari usaha mikro dan kecil. Dua tahun lagi, pemerintah berharap wirausaha tumbuh minimal empat persen dari jumlah penduduk agar bisa disebut negara maju,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Kamis (19/5).

Hari ini Teten berkunjung ke Palm Craft Workshop di Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk berdialog soal koperasi rantai pasok bahan baku untuk produk impor.

Pertumbuhan wirausaha di Indonesia menurut Teten stagnan pada angka 3,18 persen. Padahal jika ingin disebut negara maju maka jumlah wirausaha minimal empat persen. Indonesia masih kalah dengan Singapura yang wirausahanya 8,6 persen dari 7 juta penduduk.

Demikian juga dengan Thailand dan Malaysia yang lebih dari empat persen. Indonesia bagi Teten terlambat dan tertinggal jauh dalam pertumbuhan wirausaha.

“Strateginya apa, saya tidak ingin menambah yang mikro-mikro. Justru yang mikro ini dikurangi sebab usaha mikro dibikin karena pemiliknya tidak ada kerjaan. Biasanya mereka adalah pekerja pemerintah atau swasta,” lanjutnya.

Kemenkop UKM akan segera melakukan inventaris ke daerah untuk menemukan pelaku UMKM yang memiliki potensi besar. Mereka akan dinaikkan kapasitas usahanya sehingga bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak.

“Nanti ini yang dibesarkan. Ini yang nanti dibiayai. Akses pembiayaan, bukan modal kerjanya,” kata Teten.

Kepada pemerintah daerah, Teten menyatakan dibandingka menghadirkan investor dan usaha baru, pengembangan usaha mikro yang sudah menjadi usaha menengah adalah pilihan yang rasional dan lebih berkelanjutan.

“Bukannya kita mengabaikan peranan usaha mikro-kecil yang telah 97 persen menopang perekonomian. Namun faktanya dari jumlah 65 juta UMKM hanya 19,18 persen yang bisa mengakses pembiayaan. Ini kekuatan ekonomi yang selama ini kita abaikan,” ucap Teten.

Kementerian juga bakal menyediakan pelatihan bagi para pelaku UMKM yang berasal dari profesional dengan konsep inkubasi atau proyek percontohan pada satu produk atau daerah.

Selain itu, pemerintah juga mendorong kehadiran koperasi produktif yang dinilai lebih efektif memberikan dampak ekonomi dibanding koperasi simpan pinjam. Koperasi yang memenuhi kebutuhan bahan baku produk ekspor juga masuk kategori koperasi produktif.

81